tag:blogger.com,1999:blog-52895095209208930482024-03-13T11:53:22.673+07:00World Of PsychologyWorld Of Psychologyhttp://www.blogger.com/profile/07258444656228138533noreply@blogger.comBlogger12125tag:blogger.com,1999:blog-5289509520920893048.post-29900343889247589722012-02-19T12:05:00.001+07:002012-02-19T12:14:55.438+07:00TEORI HUMANISTIC ROGERS<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-1RKRywJU_s8/T0CCjurUHKI/AAAAAAAAADE/PgZevyG8vD0/s1600/carl-rogers.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://3.bp.blogspot.com/-1RKRywJU_s8/T0CCjurUHKI/AAAAAAAAADE/PgZevyG8vD0/s400/carl-rogers.jpg" width="273" /></a></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-US">Teori humanistic Rogers dikenal dengan teori yang perpusat pada pribadi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Beberapa pandangan tentang manusia:</span></div><ul style="margin-top: 0cm;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Pandangan humanistic menentang konsepsi suram tentang manusia dari psikoanalisa dan konsepsi robot yang mekanistik dalam behaviorisme.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Rogers meyakini bahwa dalam diri setiap orang terdapat potensi-potensi untuk menjadi sehat dan tumbuh secara kreatif.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Kegagalan dalam mewujudkan potensi-potensi terjadi akibat pengaruh yang bersifat menjerat dan keliru dari latihan yang diberikan oleh orang tua serta pengaruh-pengaruh sosial lainnya.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Pengaruh-pengaruh yang merugikan ini dapat diatasi apabila individu mau menerima tanggung jawab untuk hidupnya sendiri. Penerimaan tanggung jawab terhadap diri terungkap dalam sikap yang sadar dan rasional bukan oleh kekuatan tak sadar yang tidak dapat dikontrol.</span></li>
</ul><br />
<h1 style="line-height: 200%;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;"><a name='more'></a>STRUKTUR KEPRIBADIAN</span></h1><h2 style="line-height: 200%;"><span lang="EN-US">Organism</span></h2><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt;"><span lang="EN-US">makhluk hidup</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt;"><span lang="EN-US">realitas subyektif</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-list: l2 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt;"><span lang="EN-US">holisme</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><b><span lang="EN-US">Medan fenomena ( phenomena field )<o:p></o:p></span></b></div><ol start="3" style="margin-top: 0cm;" type="a"><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-list: l2 level2 lfo1; tab-stops: list 72.0pt;"><span lang="EN-US">meliputi pengalaman internal (persepsi mengenai dirinya sendiri) dan pengalaman eksternal (persepsi mengenai dunia luar)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-list: l2 level2 lfo1; tab-stops: list 72.0pt;"><span lang="EN-US">pengalaman yg disimbolkan : diamati dan disusun kaitannya dengan diri sendiri, pengalaman yg disimbolkan tetapi diingkari/dikaburkan karena tidak konsisten dengan strukturnya dirinya, dan tidak disimbolkan atau diabaikan karena diamati tidak mempunyai hubungan dengan struktur diri. Pengalaman yg disimbolakn bersifat disadari sedangkan pengalaman yg diingkari / diabaikan bersifat tidak disadari.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-list: l2 level2 lfo1; tab-stops: list 72.0pt;"><span lang="EN-US">semua persepsi bersifat subyektif, benar bagi dirinya</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-list: l2 level2 lfo1; tab-stops: list 72.0pt;"><span lang="EN-US">medan fenomena seseorang tidak dapat diketahui oleh orang lain kecuali melalui inferensi empatik, itupun pengetahuan yg diperoleh tidak bakal sempurna</span></li>
</ol></ol><h2 style="line-height: 200%;"><span lang="EN-US">Self</span></h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><span lang="EN-US">Menurut Rogers, ada beberapa rumusan mengenai self,yaitu:</span></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-list: l3 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt;"><span lang="EN-US">self terbentuk melalui diferensiasi medan fenomena</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-list: l3 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt;"><span lang="EN-US">self terbentuk melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentu dan dari distorsi pengalaman</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-list: l3 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt;"><span lang="EN-US">self bersifat integral dan konsisten</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-list: l3 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt;"><span lang="EN-US">pengalaman yg tidak sesuai dengan struktur self dianggap sebagai ancaman</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-list: l3 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt;"><span lang="EN-US">self dapat berubah sebagai akibat kematangan biologik dan belajar</span></li>
</ol><h2 style="line-height: 200%;"><span lang="EN-US">Organism & Self</span></h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Bila pengalaman-pengalaman benar-benar mencerminkan pengalaman nyata.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Bila perbedaan antara diri dan diri ideal cukup luas maka orang tidak dapat menyesuaikan diri.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><h2 style="line-height: 200%;"><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">DINAMIKA KEPRIBADIAN</span></h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US">Dorongan dasar : Aktualisasi diri (self actualization)<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="EN-US">Dalam dinamika ini Rogers memaparkan bahwa organisme mempunyai suatu kecenderungan dan kerinduan dasar yakni mengaktualisasikan, mempertahankan, dan mengembangkan organisme yang mengalami. Dalam mengaktualisasikan diri ini organisme menurut dengan hereditas, dimana aktualisasi diri ini dapat menjadi motivasi ataupun juga menjadi suatu tujuan hidup.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Pada dasarnya tingkah laku adalah usaha organisme yang berarah tujuan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan sebagaimana dialami, sebagaimana medan itu dipersepsikan, ini tidak berlawanan dengan motif tunggal karena semuanya itu mengabdi kepada tendensi dasar organisme untuk mempertahankan dan mengembangkan diri.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Rogers telah mengurangi peranan kesadaran bagi berfungsinya individu secara sehat, dapat dikatakan kesadaran hanyalah merupakan refleksi tentang suatu dari organisme pada saat itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US">Kebutuhan (needs)<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US"> </span></b><span lang="EN-US">Rogers memberikan perhatian khusus pada dua kebutuhan yaitu: kebutuhan akan penghargaan yang positif dan kebutuhan akan harga diri. Keduanya terjadi pada masa-masa balita.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US">Penerimaaan positif (positive regard)<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoBodyTextIndent"><span lang="EN-US">Terjadi pada masa bayi sebagai akibat karena bayi dicintai dan diperhatikan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US">Harga diri<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoBodyTextIndent2"><span lang="EN-US">Terbentuk karena bayi menerima penghargaan positif dari orang-orang lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span lang="EN-US"><o:p> </o:p></span><span style="line-height: 200%; text-indent: 36pt;"> </span></div><h3 style="line-height: 200%;"><span lang="EN-US">PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN</span></h3><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><span lang="EN-US"> Orang yang pada masa kanak-kanak selalu mendapat penghargaan positif tanpa syarat (unconditional positive regard) maka tidak akan terjadi ketidaksesuaian antara organisme dan diri untuk selanjutnya ia akan dapat beradaptasi dengan baik secara psikologis.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><span lang="EN-US"> Sebaliknya, jika seseorang pada masa anak-anak mendapat penilaian negatif (conditional positive regard) maka akan terjadi ketidaksesuaian antara organisme dan diri, dan untuk selanjutnya ia akan sulit untuk beradaptasi secara psikologis.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;"><br />
</div><br />
<h3 style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">PSIKOPATOLOGI</span></h3><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> </span></b><span lang="EN-US">Menurut Rogers, orang yang mengalami ketidakmampuan menyesuaikan diri tidak sadar dengan perasaan yang mereka ekspresikan. Mereka tidak sadar dengan pernyataan yang bertentangan dengan dirinya (self) dan berusaha menolak ekspresi yang dapat mengungkapkan diri yang sebenarnya. Mereka merasa keterlibatan dengan orang lain secara mendalam dianggap sebagai ancaman sehingga mereka cenderung menghindarinya. Sering kali yang terjadi dengan orang-orang yang seperti ini adalah, mereka tampak memiliki banyak teman dengan menjalin banyak relasi namun tidak mendalam. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US">Incongruence (ketidak sesuaian)<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-US">Ketika seseorang tidak sanggup menghadapi pengalaman yang mengancam selfnya (tidak sesuai dengan struktur self) maka pengalaman incongruence akan timbul dan menyebabkan orang tersebut menjadi neurotik. Namun bukan berarti semua orang yang mengalami incongruence ini mengalami gangguan, karena orang secara psikologis dianggap sehatpun kadang kala mengalami pengalaman yang mengancam konsep dirinya dan membuatnya mengingkari pengalamannya itu. Semakin besar ketidaksesuaian (incongruence) yang terjadi antara konsep diri dengan pengalamannya maka orang tersebut semakin rentan (vulnerable) terhadap disorganisasi kepribadian dan psikopatologi yang menimbulkan psikotik.</span></div><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;"><br />
</div><h4 style="line-height: 150%;"><span lang="EN-US">Kecemasan & ancaman</span></h4><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Kecemasan dan ancaman muncul ketika orang menyadari terjadinya ketidaksesuaian dalam diri (selfnya) dengan pengalaman yang dialami. Rogers mendefinisikan kecemasan sebagai ‘keadaan ketidaknyamanan / ketegangan yang penyebabnya tidak diketahui secara pasti’. Ketika seseorang semakin menyadari adanya ketidaksesuaian tadi, kecemasan akan berubah menjadi ancaman terhadap konsep diri kongruen, dan terjadi pergeseran menjadi sikap diri tidak sesuai (incongruen). Kecemasan memang menjadi indikasi adanya ketidaksesuaian, namun disisin lain kecemasan juga dibutuhkan untuk mengembangkan diri memperoleh kestabilan jiwa.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US">Tingkah laku bertahan (defensiveness)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Konsep defensiveness hampir sama dengan konsep defence mechanism (mekanisme pertahanan diri) yang dikemukakan oleh Freud. Tingkah laku bertahan ini digunakan untuk menghadapi keadaan yang incongruen. Rogers mengklasifikasikan defensiveness ini menjadi 2, yaitu; </span></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US">Distorsi<o:p></o:p></span></b></li>
</ol><div class="MsoBodyTextIndent" style="line-height: 150%;"><span lang="EN-US">pengalaman yang diinterpretasikan secara salah dengan tujuan untuk menyesuaikan aspek yang ada didalam konsep diri (self). Dengan kata lain orang tersebut gagal menangkap pesan yang dimaksudkan (salah paham). Yang termasuk dalam distorsi: kompulsi, kompensasi, rasionalisasi, fantasi, dan proyeksi.</span></div><ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US">Denial (pengingkaran)<o:p></o:p></span></b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US">merupakan penolakan untuk menyadari / menerima suatu pengalaman. Tindakan pengingkaran ini menghalangi beberapa bagian dari penglaman untuk disimbolisasikan. Pengingkaran dilakukan terhadap pengalaman yang incongruen, tujuannya adalah membebaskan diri dari ancaman incongruen terhadap dirinya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36.0pt; text-align: justify;"><br />
</div><h4 style="line-height: 150%;"><span lang="EN-US">Disorganisasi</span></h4><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Perilaku ini terjadi akibat terjadinya incongruen antara self dengan pengalaman. Sumbernya adalah defense yang tidak dapat dikendalikan/dioperasikan dan struktur self yang pecah.terapi yang dapat dilakukan pada disorganisasi kepribadian ini adalah dengan memberi penerimaan positif tanpa syarat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="EN-US" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">PSIKOTERAPI<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Dengan diberikannya UPR (unconditioned positive regard), yaitu sikap untuk menerima keadaan diri dan orang lain. Pada UPR tidak akan terdapat inkongruensi sehingga individu akan menghargai dirinya sendiri secara utuh dan menerima seluruh pengalaman organisme tanpa dibutuhkannya syarat-syarat untuk penghargaan tersebut dari orang lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Client-Centered Therapy, orang menemukan dirinya berada dalam situasi yang tidak mengancam karena konselor sepenuhnya menerima apa yang dikatakan klien. Sikap yang hangat pada pihak konselor ini mendorong klien untuk meneliti perasaan-perasaan tak sadarnya dan membuat perasaan-perasaan itu menjadi sadar.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><span lang="EN-US">DAFTAR PUSTAKA</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Hall, Calvin S. & Gardner Lindzey. 1993<i>. Psikologi Kepribadian 2 (Teori-teori Holistik).</i> Yogyakarta: Kanisius.</span></div></div>World Of Psychologyhttp://www.blogger.com/profile/07258444656228138533noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5289509520920893048.post-17015602729901550432012-02-11T17:19:00.001+07:002012-02-11T17:23:29.093+07:00TIPE-TIPE PEMIMPIN<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-fzTSv4WfMTY/TzZAAcurO6I/AAAAAAAAAC4/5BLI_PXMBi4/s1600/kepemimpinan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="142" src="http://4.bp.blogspot.com/-fzTSv4WfMTY/TzZAAcurO6I/AAAAAAAAAC4/5BLI_PXMBi4/s200/kepemimpinan.jpg" width="200" /></a></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Tipe kepemimpinan dalam suatu organisasi atau kelompok masyarakat dapat digolongkan dalam lima tipe sebagai berikut : </span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;"></span></b></div><a name='more'></a><b>1.</b><b> </b><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Tipe otokratis.</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span><br />
<div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Seorang pemimpin yang otokratis memiliki ciri-ciri dalam kepemimpinannya sebagai berikut : </span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l5 level1 lfo4; tab-stops: list 39.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Menganggap organisasi sebagai milik pribadi;</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l5 level1 lfo4; tab-stops: list 39.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Mengindentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi;</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l5 level1 lfo4; tab-stops: list 39.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Mengangap bawahan sebagai alat semata-mata;</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l5 level1 lfo4; tab-stops: list 39.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat;</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l5 level1 lfo4; tab-stops: list 39.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Terlalu tergantung kepada kekuasaan formilnya;</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 39.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l5 level1 lfo4; tab-stops: list 39.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur pemaksaan dan punitif (bersifat menghukum).</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Berdasarkan ciri-ciri di atas dapat dilihat bahwa tipe kepemimpinan otokratis kurang atau bahkan tidak tepat untuk suatu organisasi atau kelompok masyarakat saat ini dimana hak-hak asasi manusia yang menjadi anggota organisasi atau kelompok masyarakat tersebut juga harus dihormati.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">2.</span></b><b> </b><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Tipe militeristis.</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Seorang pemimpin dengan tipe militeristis tidak berarti selalu seorang pemimpin dari organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis adalah seorang pemimpin yang memiliki ciri-ciri dalam kepemimpinannya sebagai berikut :</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Dalam menggerakan bawahannya lebih sering mepergunakan sistem perintah;</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Dalam menggerakan bawahan senang bergantung pada pangkat dan jabatannya;</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan;</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="EN-US"> </span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan;</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sukar menerima kritik dari bawahannya;</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Berdasarkan ciri-ciri di atas maka dapat dilihat bahwa seorang pemimpin yang militeristis bukanlah pemimpin yang ideal dalam suatu masyarakat sipil karena akan membungkam aspirasi warga. Sesuai dengan namanya, tipe ini selayaknya ditarapkan di kalangan militer yang secara organisatoris memang memiliki struktur yang hirarkhis.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">3.</span></b><b> </b><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Tipe paternalistis.</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Seorang pemimpin bertipe paternalistis memiliki ciri-ciri dalam kepemimpinannya sebagai berikut : </span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l7 level1 lfo2; tab-stops: list 42.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa; </span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l7 level1 lfo2; tab-stops: list 42.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="EN-US"> </span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Bersikap terlalu melindungi (<i>over protective</i>);</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l7 level1 lfo2; tab-stops: list 42.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk ikut mengambil keputusan;</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l7 level1 lfo2; tab-stops: list 42.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif;</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l7 level1 lfo2; tab-stops: list 42.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya;</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 42.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l7 level1 lfo2; tab-stops: list 42.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sering bersikap maha tahu.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Tipe kepemimpinan paternalistis berkembang di masa lalu oleh karena kecenderungan berkembangnya pola hubungan patron-klien dalam masyarakat, dimana pemimpin merupakan figur yang serba hebat dan harus ditiru dan diikuti oleh masyarakat sebagai klien. </span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Tipe ini sedikit banyak juga merupakan reproduksi pola hubungan dalam keluarga di masyarakat yang menganut sistem paternalistis dimana peran utama ada pada seorang bapak/suami, dimana isteri dan anak-anak harus tunduk pada suami/bapak. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">4.</span></b><b> </b><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Tipe kharismatis.</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Seorang pemimpin yang kharismatis mempunyai daya penarik yang amat besar dan oleh karena itu pada umumnya memiliki pengikut dalam jumlah besar, meskipun para pengikut tersebut sering tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin tersebut.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sulit untuk mengetahui mengapa seseorang menjadi pemimpin yang kharismatis, karena dari mana asalnya kharismanya memang sulit untuk ditelusuri. Sering disebutkan bahwa pemimpin yang kharismatis diberkahi kekuatan gaib. Kekayaan, profil, kesehatan tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk kharisma. Sebagai contoh : Gandhi bukanlah orang kaya yang ataupun mememiliki wajah yang tampan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">5.</span></b><b> </b><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Tipe demokratis.</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Seorang pemimpin yang demokratis memiliki ciri-ciri dalam kepemimpinannya sebagai berikut :</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l3 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Dalam proses penggerakan bawahan melalui kritik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah makhluk yang termulia;</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l3 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Selalu berusaha menyelaraskan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya;</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l3 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritik dari bawahannya;</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l3 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan kerja tim dalam usaha mencapai tujuan;</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l3 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Dengan ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian dibandingkan dan diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi tetap berani untuk berbuat kesalahan yang lain;</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l3 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses dari pada dia sendiri;</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l3 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai seorang pemimpin.</span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang tepat untuk organisasi atau kelompok masyarakat saat ini, walaupun tidaklah mudah menerapkan tipe kepemimpinan seperti itu. Tetapi, oleh karena tipe ini dianggap paling ideal, maka diharapkan seorang pemimpin berusaha menjadi seorang pemimpin yang demokratis.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Variasi yang baik dari tipe-tipe kepemimpin ini adalah tipe kepemimpinan yang demokratis sekaligus kharismatis. Dengan demikian keberadaan pemimpin memiliki legitimasi ganda karena dipilih dan menerpakan pola kepemimpinan yang demokratis sekaligus memiliki kharisma di hadapan masyarakatnya.</span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Tetapi, ada pendapat lain yang menyatakan bahwa seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat menerapkan berbagai macam tipe memimpin di atas sesuai dengan kondisi dan situasi. Ada kalanya dia bertipe demokratis, tapi dalam kondisi dan situasi yang menuntut dia harus tegas maka sah-sah saja apabila dia bertipe militeristis.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoBodyTextIndent" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;">Selain tipe-tipe kepemimpinan yang telah dijelaskan di atas, ada berbagai pendapat yang mengemukakan macam atau tipe kepemimpinan sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;">1. <b>Lippite dan Whyte</b>, berpendapat ada tiga macam kepemimpinan, yaitu:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;">a. Kepemimpinan Otokrasi adalah suatu bentuk kepemimpinan yang ditandai oleh:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54.0pt; mso-list: l1 level1 lfo6; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;">Jejak ketentuan dibuat oleh pimpinan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54.0pt; mso-list: l1 level1 lfo6; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;">Tiap langkah dari kegiatan kelompok diputuskan oleh pimpinan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54.0pt; mso-list: l1 level1 lfo6; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;">Pimpinan selalu memberikan tugas kepada setiap anggota<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54.0pt; mso-list: l1 level1 lfo6; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;">Pimpinan dapat memuji atau mencela pekerjaan anggota<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;">b. Kepemimpinan Demokratis adalah suatu bentuk kepemimpinan yang ditandai oleh hal-hal berikut:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54.0pt; mso-list: l6 level1 lfo5; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;">Segala kegiatan kelompok dibicarakan dan didiskusikan bersama<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54.0pt; mso-list: l6 level1 lfo5; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;">Anggota bebas bekerja dengan siapa saja<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54.0pt; mso-list: l6 level1 lfo5; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;">Pimpinan memuji dan mencela anggota secara objektif<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54.0pt; mso-list: l6 level1 lfo5; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;">Pimpinan berusaha, bersikap, dan berbuat seperti anggota<o:p></o:p></span></div><ol start="3" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="mso-list: l2 level1 lfo7; tab-stops: list 36.0pt; text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;">Kepemimpinan Liberal adalah kepemimpinan yang ditandai oleh hal-hal berikut:<o:p></o:p></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54.0pt; mso-list: l4 level1 lfo8; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;">Pimpinan yang jarang ikut campur dalam kegiatan anggota<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54.0pt; mso-list: l4 level1 lfo8; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;">Pimpinan yang menyiapkan kebutuhan bagi anggota<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54.0pt; mso-list: l4 level1 lfo8; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;">Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan anggota<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54.0pt; mso-list: l4 level1 lfo8; tab-stops: list 54.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;">Pimpinan tidak memberi komentar selama kelompok melaksanakan kegiatan, kecuali diminta pendapatnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;">2. <b>Keit Davis</b> berpendapat sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;">a. Kepemimpinan positif adalah bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggiatkan kerja pengikutnya dengan jalan memberi kepuasan hati mereka.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;"> Pimpinan tidak hanya memberi perintah tetapi juga memberi penjelasan, menyediakan kebutuhan anggota, dan memberi kebebasan untuk melaksanakan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif;">b. Kepemimpinan negative adalah bentuk kepemimpinan yang pimpinannya menggunakan kekuasaan untuk mengancam atau menakut-nakuti agar anggota mengerjakan tugas mereka.<o:p></o:p></span></div>World Of Psychologyhttp://www.blogger.com/profile/07258444656228138533noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5289509520920893048.post-82126023837549507252012-02-05T19:48:00.000+07:002012-02-05T19:48:42.320+07:00HRD (Human Resources Development)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-hubcOPefMog/Ty56AEJHGKI/AAAAAAAAACw/tOKD2UW1sk0/s1600/New+Picture+(2).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="183" src="http://3.bp.blogspot.com/-hubcOPefMog/Ty56AEJHGKI/AAAAAAAAACw/tOKD2UW1sk0/s200/New+Picture+(2).jpg" width="200" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Setiap perusaan pasti memiliki HRD (Human Resources Development) dalam bagian perusahaannya. Tugas HRD ada banyak yaitu recruitmen, seleksi, evaluasi, pelatihan dan pengembangan, memotivasi, dan sebagainya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US"></span></div><a name='more'></a><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Recruitmen yaitu usaha untuk menarik atau membuat orang tertarik dengan pekerjaan tersebut, metode recruitmen dapat dilakukan dengan memasang iklan, lewat agensi, job fair, mengambil dari karyaman yang sudah ada, dan melalui kunjungan ke kampus atau sekolah. Setelah merekrut dilakukanlah yang namanya proses seleksi karyawan, proses seleksi ini dapat dilakukan dengan tes psikologi dan wawancara, nantinya akan terlihat apakah orang tersebut pantas dan sesuai ditempatkan pada posisi tersebut. HRD tidak dapat menentukan masuk tidaknya seseorang untuk menempati suatu jabatan dalam perusahaan tapi hanya dapat memberikan saran berupa kelemahan dan kelebihan setiap calonnya, yang menentukan adalah petinggi perusahaannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">Selalu melakukan evaluasi terhadap kinerja karyawan agar nantinya dapat memberikan kontribusi yang lebih terhadap perusahaan. Melalui evaluasi nantinya akan terlihat kinerja setiap karyawannya, selain dari perlu juga memperhatikan masalah pada setiap karyawan karena hal tersebut dapat berpengaruh pada kinerja karyawan, maka dari itu HRD juga perlu memotivasi setiap karyawannya agar terpacu kerjanya sehingga memberikan hasil yang maksimal. Cara untuk memotivasi dapat dengan cara membuat progam dalam perusahaan, misal perusahaan akan memberikan bonus, uang lembur, dll. Dengan ini semua mereka dapat bekerja dengan maksimal sehingga dapat memajukan perusahaan, selalu terpacu untuk bekerja lebih baik lagi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="EN-US">HRD juga melakukan pelatihan dan pengembangan karyawan dalam perusahaan. Semua itu perlu untuk meningkatkan skill karyawan dan menambah pengalaman untuk menambah nilai diri pada pribadi karyawan. Misal diadakan kursus untuk bahasa Inggris, komputer, dan ketrampilan lain yang mendukung dalam bekerja. Selain itu juga ada progam pembiayaan sekolah, S2 misalnya. </span></div>World Of Psychologyhttp://www.blogger.com/profile/07258444656228138533noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5289509520920893048.post-84051826603419472172012-02-02T17:17:00.000+07:002012-02-02T17:17:51.514+07:00Hubungan antara Kompensasi dengan Motivasi Karyawan berdasarkan Teori Pay Equity<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-E_w40KQR8C0/TypiGCGUUGI/AAAAAAAAACo/F2e6xTwAZqM/s1600/salesperson_graph.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="227" src="http://2.bp.blogspot.com/-E_w40KQR8C0/TypiGCGUUGI/AAAAAAAAACo/F2e6xTwAZqM/s320/salesperson_graph.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt;">Hak menurut keadilan mencangkup konsep keadilan. Teori equity, juga dikenal sebagai keadilan distributif, adalah suatu teori motivasi yang menjelaskan bagaimana orang-orang bereaksi terhadap situasi di mana mereka merasakan mereka sudah menerima lebih sedikit (atau lebih) dibandingkan yang mereka terima (berhak/layak)</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'MS Sans Serif', sans-serif; font-size: 10pt;">.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'MS Sans Serif', sans-serif; font-size: 10pt;"><o:p></o:p></span></div><a name='more'></a><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt;">Pusat dari teori ini adalah peran persepsi di dalam motivasi dan fakta bahwa individu membuat perbandingan. Teori ini menguraikan bahwa individu membentuk suatu perbandingan tentang pemasukan mereka ( kemampuan, ketrampilan, pengalaman) di dalam suatu situasi kepada hasil mereka (gaji, manfaat) di dalam situasi itu</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'MS Sans Serif', sans-serif; font-size: 10pt;">.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt;">Mereka kemudian membandingkan nilai menyangkut perbandingan itu dengan nilai mengenai input/output untuk perbandingan individu lain di dalam suatu jenis pekerjaan yang serupa baik di dalam maupun di luar organisasi itu. Jika nilai dari perbandingan mereka yang sama dengan nilai milik yang lain, mereka merasakan situasi sebagai keadilan dan tidak ada ketegangan yang muncul. Bagaimanapun, jika mereka merasa input/output perbandingan mereka tidak adil ke orang yang lain, ini menciptakan tegangan dan memotivasi mereka untuk menghapuskan atau mengurangi ketidakadilan itu. Kekuatan motivasi mereka adalah sebanding kepada besarnya kedikadilan yang dirasa.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 10pt;">Untuk karyawan, hak keadilan dalam pembayaran dicapai ketika hasil yang diperoleh sesuai dengan nilai dari pekerjaan yang dilakukan. Riset dengan jelas mempertunjukkan persepsi karyawan hak keadilan dalam pembayaran itu, atau ketidakadilan, dapat mempunyai efek dramatis pada motivasi mereka untuk perilaku kerja dan produktivitas kedua-duanya. <st1:place w:st="on">Para</st1:place> manajer harus mengembangkan strategi praktek pembayaran yang kedua-duanya secara internal dan secara eksternal patut. Kebijakan ganti-rugi apakah secara internal patut ketika karyawan percaya bahwa tingkat upah untuk pekerjaan mereka mendekati harga pekerjaan organisasi. Persepsi tentang hak keadilan dalam pembayaran eksternal ada ketika organisasi sedang membayar gaji yang apakah secara relatif sepadan dengan apa yang lain beri kerja sedang mengganti jenis pekerjaan yang serupa.</span></div>World Of Psychologyhttp://www.blogger.com/profile/07258444656228138533noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5289509520920893048.post-7435190427754535182012-01-30T16:23:00.002+07:002012-02-02T16:49:57.899+07:00APA ITU BULLIYING<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Berdasarkan pengaduan masyarakat, Komisi Nasional Perlindungan Anak memberi definisi/pengertian terhadap bullying adalah : kekerasan fisik dan psikologis berjangka panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok terhadap seseorang yang tidak mampu mempertahankan diri dalam situasi dimana ada hasrat untuk melukai atau manakuti orang atau membuat orang tertekan, trauma / depresi dan tidak berdaya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span><br />
<a name='more'></a><br />
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Tindakan kekerasan yang dilakukan senior terhadap junior di sekolah bukanlah hal yang baru dalam dunia anak-anak usia sekolah. Kasus kekerasan ini telah lama terjadi di Indonesia, namun luput dari perhatian. Disejumlah negara maju Pusat Krisis untuk kasus semacam ini telah didirikan.<o:p></o:p></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-Pr-RjSXGyaY/TyZhTR1VqlI/AAAAAAAAACg/ZxSJBh-3Y0g/s1600/bullying.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://3.bp.blogspot.com/-Pr-RjSXGyaY/TyZhTR1VqlI/AAAAAAAAACg/ZxSJBh-3Y0g/s200/bullying.jpg" width="191" /></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span></div><br />
<b>Bentuk Bullying</b><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Bullying terbagi menjadi 3 bentuk :<o:p></o:p></span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Fisik</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> (memukul, menampar, memalak atau meminta paksa yang bukan miliknya, pengeroyokan menjadi eksekutor perintah senior).<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Verbal</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> (memaki, mengejek, menggosip, membodohkan dan mengkerdilkan).<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Psikologis</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> (mengintimdasi, mengecilkan, mengabaikan, mendiskriminasikan).<o:p></o:p></span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><br />
</span></b><br />
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Dampak Bullying</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Bullying berdampak menurunkan tes kecerdasan dan kemampuan analisis siswa yang menjadi korban, bahkan sampai berusaha bunuh diri. Bullying juga berhubungan dengan meningkatnya tingkat depresi, agresi, penurunan nilai - nilai akademik dan tindakan bunuh diri. <b>Pelaku bullying berpotensi tumbuh sebagai pelaku kriminal</b> dibanding yang tidak melakukan bullying. Tindakan ini juga masih menjadi masalah tersembunyi yang tidak disadari oleh para pendidik dan orang tua murid.<br />
<br />
<b><o:p></o:p></b></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Faktor Penyebab :</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Perilaku feodal (pemaknaan senior / yunior).<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Puberitas pada masa remaja (pencarian jati diri).<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Krisis identitas.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Kekerasan dalam rumah tangga dan disekolah.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Pengawasan perilaku anak yang kurang dari orang tua dan sekolah.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Imitasi dari tontonan media yang mengandung unsur kekerasan, seksualitas / pornografi.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Fanatisme yang berlebihan.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Pendisplinan dengan kekerasan (rumah dan sekolah).</span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Mencegah Bullying</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Lingkungan Sekolah</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Mengawasi perilaku siswa selama di sekolah.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Civitas sekolah harus bersikap proaktif.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Mengaktifkan guru BP atau menyediakan konselor yang memberi bimbingan.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Guru harus bersikap sebagai pendengar yang baik bagi murid.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Mengenali temperamen dan karakter masing - masing siswa.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Mengadakan evaluasi kondisi sekolah setiap kurun waktu tertentu.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Menciptakan kebersamaan sosial diantara civitas sekolah.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Guru menjadi social support<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Menyediakan pelatihan guru tentang cara mengintervensi bullying.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Mempunyai mekanisme / SOP penyelesaian masalah kasus bullying.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Menyelenggarakan seminar / konferensi komunitas (ortu, guru dan siswa)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Berikan sanksi mendidik jika anak melakukan kesalahan<o:p></o:p></span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Lingkungan Rumah</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Ajarkan empati sosial sejak dini.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Adanya teguran halus pada anak jika melakukan kekerasan.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Jadilah orang tua tempat curhat yang menyenangkan.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Ikut mendampingi anak, ketika menonton tayangan televisi.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Orang tua harus menjadi contoh tauladan bagi anak.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Buatlah aktivitas menyenangkan saat dirumah.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Ajari anak mempertahankan dan melindungi diri.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Cepat tanggap ketika anak terlibat kekerasan.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Melaporkan pada instansi terkait ketika anak menjadi korban bullying.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Mengedepankan penyelesaian kekeluargaan jika terjadi bullying.<o:p></o:p></span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Pasal 54 UU No. 23 Tahun 2002</span></b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> Tentang Perlindungan Anak menegaskan : “Anak di dalam dan dilingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau teman - temannya di dalam sekolah yang bersangkutan atau lembaga pendidikan lainnya”.<br />
<i>(Dari Seminar tentang Bullying/Ijs) - </i>news.indosiar.com<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>World Of Psychologyhttp://www.blogger.com/profile/07258444656228138533noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5289509520920893048.post-25242489447451429522012-01-17T16:33:00.001+07:002012-02-02T16:43:08.223+07:00IMPLEMENTASI TEORI ALTRUISME<b style="line-height: 150%; text-align: justify;">Pengertian altruisme:</b><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> Altruisme adalah paham yang lebih memperhatikan dan mengutamakan kepentingan orang lain atau sikap yang ada pada manusia, yang mungkin bersifat naluri berupa dorongan untuk berbuat jasa kepada manusia lain (Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, 1997). Ada sumber yang mengatakan bahwa altruisme merupakan aktivitas yang bersifat sukarela, yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk menolong orang lain tanpa mengharap upah atau imbalan serta hanya mengharapkan rasa puas atau senang.<br />
<br />
<a name='more'></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-wp_ukS-Ufco/TxVAMg-7WOI/AAAAAAAAACQ/MEk1XOXZCbc/s1600/images.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; display: inline !important; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" height="149" src="http://1.bp.blogspot.com/-wp_ukS-Ufco/TxVAMg-7WOI/AAAAAAAAACQ/MEk1XOXZCbc/s200/images.jpeg" width="200" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><u><span style="text-decoration: none;"></span></u></div><u><br />
</u><br />
<h1><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Implementasi ke dalam Teori</span></h1><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Ada sebuah kisah nyata yang merupakan implementasi terhadap teori altuisme, yaitu kisah Ratu Rania dari Yordania, Ratu yang dianggap berhasil menyatukan bangsanya. Rania adalah istri dari Pangeran Abdullah, yang kini menjadi Raja Yordania. Mereka menikah pada 10 Juni 1993, dengan resepsi yang begitu megah dan meriah. Tepat setahun kemudian, pasangan ini dikaruniai putra, Pangeran Hussein (lahir 28 Juni 1994), yang disusul Putri Iman (27 September 1996) dan Putri Salma (26 September 2000).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;">Setelah pernikahannya, Putri Rania langsung melibatkan diri dengan berbagai aktivitas demi kepentingan negara. Ia mengetuai Jordan River Foundation, yang bertujuan mempromosikan peningkatan pendapatan dan kekuatan wanita Yordania melalui berbagai ketrampilan kerajinan tangan. Ia juga menyukai olahraga dan menjadi pengurus Jordanian Water Sports Federation. “Ia sangat dekat dengan masyarakatnya dan mengetahui dengan baik permasalahan mereka. Ia hangat, menyukai tantangan, dan haus ilmu pengetahuan,” ujar salah satu sahabatnya di Jordan River Foundation kepada AFP. Seperti Putri Diana, Rania senang berbicara dengan berbagai kalangan dan berada ditempat-tempat umum. Ia pernah terlihat bersama Pangeran Hussein dan Putri Iman di Hard Rock Cafe untuk menunggu kedatangan Pangeran Abdullah, yang saat itumasih menjadi mayor jendral di kemiliteran. Ia juga menjadi salah seorang putri yang sangat dekat dengan Raja Hussein. Bahkan, saat Raja Hussein kembali setelah berhasil melawan kanker selama tujuh bulan, Rania terlihat menitikkan air mata saat menjemput di Bandar udara. ”Itu adalah tangis bahagia,” kata seorang sahabatnya menirukan ucapan sang putri. Seperti juga umumnya warga Yordania, ia merasa Raja Hussein telah berhasil mengalahkan kankernya. Namun, sejarah kemudian mencatat, Raja Hussein kembali tersungkur karena penyakitnya. Dan, pada saat terbaring kritis, sang raja mengumumkan bahwa ia membatalkan Pangeran Hamzah sebagai putra mahkota dan menjadikan Abdullah sebagai gantinya. Dua minggu kemudian, Raja Hussein meninggal dunia. Maka, di usia 37 tahun, Abdullah menjadi raja baru menggantikan ayahnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Dua tahun setelah pengangkatannya, Ratu Rania berkeliling dunia, dari desa terpencil di Kosovo hingga ke Washington DC. Sebagai first lady, Ratu Rania aktif dalam mendukung upaya pemecahan berbagai permasalahan bangsanya, seperti soal lingkungan, generasi muda, hak asasi manusia, pariwisata, dan budaya. Ia juga punya ketertarikan pada proyek peningkatan pendapatan masyarakat, mengampanyekan keselamatan keluarga, dan membangun teknologi informasi pada system pendidikan. Hampir setiap hari, Ratu Rania menghabiskan berjam-jam waktunya untuk ikut dalam berbagai proyek tersebut. Dan ia mengaku menyukai semua kegiatan itu dan tidak merasa direpotkan oleh masalah protokoler. Bahkan dengan kegiatan seabreknya itu, ia mengatakan masih bisa pergi makan siang bersama teman-temannya. Ratu Rania tampaknya juga berhasil memenangkan hati masyarakat dunia. Apalagi, boleh dibilang, ia berhasil menyatukan Yordania, yang 60 persen populasinya adalah orang Palestina dan 40 persennya lagi orang Arab lainnya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Cahaya ratu yang memiliki hobi membaca, ski air, bersepeda, dan memasak ini semakin berkilau ketika ia mampu menghalau berbagai rumor, intrik, dan kecemburuan yang muncul dalam keluarga kerajaan akibat pengangkatan Abdullah sebagai raja. Ratu Rania berhasil membersihkan rumor dan membangun kembali generasi keluarga kerajaan melalui latar belakang pendidikan yang ia miliki. Selain dianggap sebagai seorang ibu dan istri yang baik, Ratu Rania juga telah meningkatkan perhatian dan meraih kemenangan dalam lingkungan anggota konservatif Kerajaan Yordania. Ia dianggap mampu menangkal isu yang sering dianggap tabu oleh lingkungan keluarga Kerajaan Yordania. Kedekatan dan penghormatan yang diberikan oleh saudara-saudara tiri suaminya membuat posisinya menjadi semakin membaik. Ia sebagai ratu juga berhasil menghindari perpecahan keluarga, akibat kecemburuan yang mencuat tinggi terhadap Abdullah yang naik sebagai raja, setelah 47 tahun Raja Hussein berkuasa.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b>Ciri-ciri altruisme:</b></div><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify;">Munculnya spontan (panggilan hati, terlihat pada situasi-situasi yang darurat).</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify;">Tidak ada paksaan dari luar.</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-align: justify;">Tujuan untuk menolong orang supaya lepas dari penderitaan tanpa mengharap imbalan, pujian, atau sanjungan.</li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Semua ciri-ciri altruisme di atas terlihat pada semua kegiatan Ratu Rania, yaitu saat mengetuai Jordan River Foundation, aktif dalam mendukung upaya pemecahan berbagai masalah bangsanya, menjaga keutuhan keluaraga kerajaan, dll. Ratu Rania mengaku menyukai semua kegiatan tersebut.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b>Altruisme terjadi karena:</b></div><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: justify;">Prose belajar, imitasi, unsur kesengajaan ( supaya orang-orang tahu bahwa berperilaku altruis itu baik). </li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; text-align: justify;">Ratu Rania senang berbicara dengan berbagai kalangan dan berada di tempat-tempat umum, aktif dalam kegiatan masyarakat, bahkan Ratu Rania dinilai sebagai pengganti figur Putri Diana. Bahkan, dia menjadi satu-satunya ratu dari Arab yang kerap meenghiasi berbagai majalah di Inggris.</div><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: justify;">Keinginan untuk terus-menerus merasakan kepuasan, unsur harapan (ada anggapan bahwa ia hidup melalui pertolongan orang lain, ada hutang budi pada orang lain).</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: justify;">Empati (suatu kemampuan untuk ikut merasakan perasaan dan pengalaman orang lain).</li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; text-align: justify;">Pada saat Putri Rania menangis bahagia sewaktu penyambutan Raja Hussein di Bandar udara karena telah berhasil melawan kanker selama tujuh bulan.</div><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: justify;">Dorongan bawaan (manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial).</li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .5in; text-align: justify;">Ratu Rania senang dan menyukai semua kegiatan sosial yang ia lakukan dan sama sekali tidak merasa direpotkan oleh masalah protokoler</div><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: justify;">Situasi yang mendesak, jadi mau tak mau harus bersikap altruis.</li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Altruisme dapat dilatih, karena dalam kehidupannya manusia memiliki pengalaman-pengalaman yang menjadi pedoman dalam hidupnya. Perilaku altruisme juga tidak bebas nilai, karena ada berbagai pertimbangan dalam melakukan perilaku altruisme:</div><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: justify;">Tingkat urgensi (kebutuhan)</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: justify;">Norma / batasan-batasan normative</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: justify;">Otoriter (ada desakan dari luar yang sifatnya mutlak untuk menolong)</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: justify;">Harga diri / status</li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Dari penjelasan singkat di atas mungkin Ratu Rania termasuk yang melakukan altruisme karena statusnya sebagai Ratu Yordania, dan sebelum menjadi ratupun yaitu seebagai putri dia juga banyak melakukan tindakan altruis. Jauh dari statusnya tersebut, Rania dirasa sudah memiliki sikap altruis yang tinggi jika tidak maka dia tidak mungkin memiliki segudang prestasi yang menyilaukan sebagai seorang Ratu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Intinya, mengapa kisah Ratu Rania ini termasuk dalam altruisme karena dalam melakukan semua kegiatannya Ratu Rania melibatkan unsur perasaan, yaitu perasaan senang dan suka serta bahagia melakukan tugasnya sebagai ratu tersebut.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">DAFTAR PUSTAKA</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Hastari, Rahmi. 8-14 November 2003. LISA Citra Wanita Aktif, No 45/IV. Jakarta: PT. Media Massa Utama</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div>World Of Psychologyhttp://www.blogger.com/profile/07258444656228138533noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5289509520920893048.post-27018768582490202642012-01-17T16:29:00.001+07:002012-02-02T16:38:07.448+07:00PERKEMBANGAN KOGNITIF BAYI<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-L-bqwszky8Q/TxU_B2CN8HI/AAAAAAAAACI/QSXN3ejkkb4/s1600/ist2-1457589-baby-and-laptop.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://2.bp.blogspot.com/-L-bqwszky8Q/TxU_B2CN8HI/AAAAAAAAACI/QSXN3ejkkb4/s200/ist2-1457589-baby-and-laptop.jpg" width="200" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Seringkali kita berpikir, apakah IQ saat bayi akan sama pada saat anak berumur 11 tahun? Jawabannya belum pasti. Beberapa orang tuapun mulai mempertanyakan apakah bayi mereka memiliki otak sekaliber Einstein. Namun, akses atau alat untuk mengetahui hal tersebut sangat sedikit dan terbatas. Sebenarnya pada bayi, kita belum bisa mengukur IQnya, karena untuk mengukur IQ, patokannya adalah kemampuan verbal, logis, dan persamaan, dan bayi belum mampu untuk menggunakan patokan itu. Lalu bagaimana caranya untuk mengukur kemampuan inteligensi pada bayi? Seperti yang dijelaskan di atas tadi, kita tidak bisa menggunakan tes IQ, tapi kita dapat melihat perkembangan kognitifnya melalui perkembangan sang bayi itu sendiri yang berpatokan pada kemampuan motorik dan kemampuan persepsinya. </div><div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a><br />
Selain itu sangatlah penting untuk mengetahui perkembangan kognitif pada bayi, apakah bayi itu berkembang dengan tingkat perkembangan yang lambat, normal, atau cepat. Kalau ada bayi yang berkembang dengan tingkat perkembangan yang lambat, maka beberapa bentuk pengayaan penting untuk dilakukan. Sebaliknya jika ada seorang bayi yang memiliki tahapan perkembangan yang lebih maju, orang tua dapat dinasehati untuk memberi mainan yang lebih “sulit” untuk merangsang pertumbuhan kognitif mereka. Perbedaan-perbedaan tingkat perkembangan dalam perkembangan kognitif bayi tersebut telah dipelajari melalui penggunaan skala perkembangan atau tes inteligensi bayi. </div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Berikut adalah beberapa teori terkait perkembangan kognitif bayi:<span style="font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: large; line-height: 150%;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: large; line-height: 150%;"><b>Teori Piaget</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="line-height: 150%;"><br />
</span><br />
<span style="line-height: 150%;">Piaget yakin bahwa seorang anak melalui serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi hingga masa dewasa. Sejalan dengan tahapan perkembangan kognisinya, kegiatan bermain mengalami perubahan dari tahap sensori-motor, bermain khayal sampai kepada bermain social yang disertai aturan permainan. Dalam teori Piaget, bermain bukan saja mencerminkan tahap perkembangan kognisi anak, tetapi juga memberikan sumbangan terhadap perkembangan kognisi itu sendiri. Menurut Piaget, dalam proses belajar perlu adaptasi dan adaptasi membutuhkan keseimbangan antara dua proses yang saling menunjang yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses penggabungan informasi baru yang ditemui dalam realitas dengan struktur kognisi seseorang. Dalam proses ini bisa terjadi distorsi, modifikasi atau “pembelokan” realitas untuk disesuaikan dengan struktur kognisi yang dimiliki anak. Akomodasi adalah mengubah struktur kognisi seseorang untuk disesuaikan, diselaraskan dengan atau meniru apa yang diamati dalam realitas.</span><br />
<span style="line-height: 150%;"><br />
</span><br />
<span style="line-height: 150%;">Menurut Piaget, perkembangan pemikiran dibagi ke dalam empat tahap yang secara kualitatif sangat berbeda: sensoris-motorik, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal. Yang menjadi perhatian di sini ialah pada tahap yang menandai pemikiran bayi, tahap sensoris-motorik.</span><br />
<b style="line-height: 150%;"><br />
</b><br />
<b style="line-height: 150%;">Tahap Perkembangan Sensoris-Motorik (</b><b style="line-height: 150%;"><span style="font-family: Symbol;">±</span> ¾ bulan – ½ tahun)</b><br />
<span style="line-height: 150%;">Pada permulaan tahap sensoris-motoris, bayi memiliki lebih dari sekedar refleks yang digunakannya untuk bekerja. Tidak seperti tahap-tahap lain, tahap sensoris-motorik dibagi lagi ke dalam enam subtahap, yang masing-masing meliputi perubahan-perubahan kualitatif tahapan organisasi sensoris-motorik. Istilah skema </span><i style="line-height: 150%;">(scheme atau schema)</i><span style="line-height: 150%;"> mengacu kepada unit (atau unit-unit) dasar atas suatu pola pemfungsian sensoris-motorik yang terorganisasi.</span><br />
<span style="line-height: 150%;"><br />
</span><br />
<span style="line-height: 150%;">Di dalam suatu tahap tertentu, mungkin ada skema yang berbeda, mengisap, mencari, dan mengejapkan mata pada subtahap satu, misalnya. Pada subtahap satu, skema pada dasarnya bersifat refleksif. Dari subtahap ke subtahap, skema yang terbentuk berubah. Perubahan inilah yang menjadi inti tahapan-tahapan Piaget. Keenam subtahap perkembangan sensoris-motorik adalah:</span><br />
<b style="line-height: 150%;"><br />
</b><br />
<b style="line-height: 150%;">Refleks sederhana <i>(simple reflexes)</i></b><span style="line-height: 150%;"> ialah subtahap sensoris-motorik pertama Piaget, yang terjadi pada bulan pertama setelah kelahiran. Pada subtahap ini, alat dasar koordinasi sensasi dan aksi ialah melalui perilaku refleksif, seperti mencari dan mengisap, yang dimiliki bayi sejak kelahiran.</span><br />
<b style="line-height: 150%;"><br />
</b><br />
<b style="line-height: 150%;">Kebiasaan-kebiasaan pertama dan reaksi sirkuler primer <i>(first habits and primary circular reactions)</i></b><span style="line-height: 150%;"> ialah subtahap sensoris-motorik kedua Piaget, yang berkembang antara usia 1 dan 4 bulan. Pada subtahap ini, bayi belajar mengkoordinasikan sensasi dan tipe skema atau struktur, yaitu, kebiasaan-kebiasaan dan reaksi-reaksi sirkuler primer.</span><br />
<b style="line-height: 150%;"><br />
</b><br />
<b style="line-height: 150%;">Reaksi sirkuler primer <i>(primary circular reactions)</i> </b><span style="line-height: 150%;">ialah suatu skema yang didasarkan pada usaha bayi untuk mereproduksi suatu peritiwa yang menarik atau menyenangkan yang pada mulanya terjadi suatu kebetulan.</span><br />
<b style="line-height: 150%;"><br />
</b><br />
<b style="line-height: 150%;">Reaksi sirkuler sekunder <i>(secondary circular reactions)</i> </b><span style="line-height: 150%;">ialah subtahap sensoris-motorik ketiga Piaget, yang berkembang antara usia 4 dan 8 bulan. Pada subtahap ini, bayi semakin berorientasi atau berfokus pada benda di dunia, yang bergerak di dalam keasyikan dengan diri sendiri dalam interaksi sensoris-motorik.</span><br />
<b style="line-height: 150%;"><br />
</b><br />
<b style="line-height: 150%;">Koordinasi reaksi sirkuler sekunder <i>(coordination of secondary circular reactions)</i> </b><span style="line-height: 150%;">subtahap sensoris-motorik keempat Piaget, yang berkembang antara usia 8 dan 12 bulan. Pada subtahap ini, beberapa perub</span><span style="line-height: 150%;">ahan yang signifikan berlangsung yang meliputi koordinasi skema dan kesengajaan.</span><br />
<b style="line-height: 150%;"><br />
</b><br />
<b style="line-height: 150%;">Reaksi sirkuler tersier, kesenangan atas sesuatu yang baru, dan keingintahuan <i>(tertiary circular reactions, novelty, and curiosity)</i> </b><span style="line-height: 150%;">ialah subtahap sensoris-motorik kelima Piaget, yang berkembang antara usia 12 dan 18 bulan. Pada subtahap ini, bayi semakin tergugah minatnya oleh berbagai hal yang ada pada benda-benda itu dan oleh banyaknya hal yang dapat mereka lakukan pada benda-benda itu.</span><span style="line-height: 150%;"> </span><br />
<b style="line-height: 150%;"><br />
</b><br />
<b style="line-height: 150%;">Internalisasi skema <i>(internalization of schemes)</i> </b><span style="line-height: 150%;">ialah subtahap sensoris-motorik keenam Piaget, yang berkembang antara usia 18 dan 24 bulan.</span><span style="line-height: 150%;"> </span><span style="line-height: 150%;">Pada subtahap ini fungsi mental bayi berubah dari suatu taraf sensoris-motorik murni menjadi suatu taraf simbolis, dan bayi mulai mengembangkan kemampuan untuk menggunakan simbol-simbol primitif.</span><span style="line-height: 150%;"> </span><br />
<span style="font-size: large; line-height: 150%;"><br />
</span><br />
<span style="font-size: large; line-height: 150%;"><b>Teori Bayley</b></span><br />
<b style="line-height: 150%;"><br />
</b><br />
<b style="line-height: 150%;">Skala Perkembangan Bayi Bayley <i>(Bayley Scales of Infant Development)</i></b><span style="line-height: 150%;">, yang dikembangkan oleh Nancy Bayley (1969), digunakan secara luas dalam pengukuran perkembangan bayi. Versi terbaru memiliki tiga komponen: skala mental, skala motorik, dan profil perilaku bayi. Versi awal skala Bayley ini hanya meliput tahun pertama perkembangan; pada tahun 1950-an, skala ini diperluas untuk mengukur bayi-bayi yang lebih tua. Pada tahun 1993, skala Bayley II dipublikasikan dengan diperbaharuinya norma-norma pengukuran diagnostik </span><i style="line-height: 150%;">(norms for diagnostic assessment)</i><span style="line-height: 150%;"> pada usia yang lebih muda. Karena diskusi kita berpusat pada perkembangan kognitif bayi, minat utama kita ialah pada skala mental Bayley, yang meliputi pengukuran sebagai berikut:</span></div><div style="text-align: justify;"></div><ol start="2" style="margin-top: 0in; text-align: justify;" type="1"><ul style="margin-top: 0in;" type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Perhatian pendengaran dan penglihatan terhadap rangsangan yang diberikan</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Manipulasi, seperti mengkombinasikan benda-benda atau menggoyang-goyangkan suatu mainan yang dapat menghasilkan bunyi</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Interaksi dengan penguji, seperti ketika bayi mulai mengoceh dan menirukan mimik wajah</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Interaksi dengan mainan, seperti memukul-mukulkan sendok bersama-sama</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Memori yang digunakan atas keberadaan sebuah benda, seperti ketika bayi menemukan suatu mainan yang disembunyikan</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Perilaku yang diarahkan kepada tujuan yang melibatkan ketekunan, seperti menempatkan pasak di atas suatu bidang</li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">Kemampuan mengikuti perintah dan pengetahuan tentang nama dan jumlah benda-benda, seperti memahami konsep bilangan “satu”</li>
</ul></ol><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">DAFTAR PUSTAKA</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Santrock, John W. 1995. <i>Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup</i>. Edisi 5. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Tedjasaputra, Mayke S. 2005. <i>Bermain, Mainan, dan Permainan</i>. Cetakan ketiga. Jakarta: PT Grasindo.</div>World Of Psychologyhttp://www.blogger.com/profile/07258444656228138533noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5289509520920893048.post-87421791448256183862012-01-17T16:06:00.001+07:002012-02-02T16:29:40.783+07:00PENDIDIKAN ANAK USIA DINI<span style="line-height: 150%; text-align: justify;"> </span><span style="font-size: small; line-height: 150%; text-align: justify;">Sekarang ini banyak sekali ditemukan cara kegiatan belajar yang terlalu dipaksakan pada anak-anak prasekolah. Seperti belajar membaca dan berhitung. Berbagai alasan juga dikemukakan tentang betapa perlunya berbagai potensi anak yang dipacu perkembangannya, terutama menyangkut inteligensinya. Berbagai buku telah beredar untuk membuktikan betapa proses pembelajaran anak dapat dipercepat, tanpa menunggu tibanya masa sekolah. Banyak sekali dilakukan pembahasan mengenai topik yang sedang <i>trendy</i> mengenai pendidikan anak, seperti bagaimana mengoptimalkan fungsi otak kanan dan otak kiri, bagaimana mengajar anak sedini mungkin belajar berhitung dengan <i>abacus,</i> bahkan ada buku yang berjudul <i>“How to teach your baby to read”</i> (oleh Glenn Doman, terbitan Doubleday Comp. Inc., New York, 1975).</span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-size: small;">Padahal ada anggapan yang mengatakan bahwa perkembangan anak sebaiknya tidak dipacu dengan berbagai beban pembelajaran yang belum perlu dan tidak sepadan dengan ciri-ciri perkembangannya. Yang perlu kita ketahui dengan pasti bahwa masa kanak-kanak adalah masanya bermain. Memang banyak sekali pemikiran dan teori tentang bermain, tetapi semuanya menekankan betapa pentingnya masa bermain bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan mental seorang anak seutuhnya. Tepat sekali bahwa dalam Konvensi Hak Anak yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bermain dinyatakan sebagai salah satu hak anak yang asasi, dan orang dewasa tidak dibenarkan merampasnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-57ICsjyL_xo/TxU4V34OibI/AAAAAAAAABM/hdlcjshytKE/s1600/paud.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-57ICsjyL_xo/TxU4V34OibI/AAAAAAAAABM/hdlcjshytKE/s1600/paud.JPG" /></a></div><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> <span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;">Bermain, sebagai kegiatan yang utama mulai tampak sejak bayi usia tiga atau empat bulan, penting bagi perkembangan kognitif, sosial dan kepribadian anak pada umumnya. Melalui bermain anak dapat merasakan berbagai macam emosi, seperti senang, sedih, marah, kecewa, bergairah, bangga, dan sebagainya. Melalui bermain pula anak memahami kaitan antara dirinya dengan lingkungan sosialnya, belajar bergaul dan memahami tata caranya. Selain itu kegiatan bermain berkaitan erat dengan perkembangan kognitif anak. Menurut <i>Mildred Parten</i>, kegiatan bermain merupakan sarana untuk sosialisasi dan ia mengamati ada enam bentuk interaksi antar anak yang terjadi saat mereka bermain. Pada keenam bentuk kegiatan bermain tersebut terlihat adanya kadar peningkatan interaksi sosial, mulai dari bermain sendiri hingga bermain bersama. Tahapan perkembangan bermain yang mencerminkan tingkat perkembangan social anak adalah sebagai berikut:</span><span style="font-size: small;"> </span><span style="font-size: small;"><i> </i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i>Unoccupied Play</i><span style="font-style: normal;">, Pada tahap ini sebenarnya anak tidak benar-benar terlibat dalam kegiatan bermain, melainkan hanya mengamati kejadian disekitarnya yang menarik perhatian si anak. Bila tidak ada yang menarik si anak akan sibuk dengan memainkan anggota tubuhnya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><span style="font-size: small;"></span><span style="font-size: small;"><i>Solitary Play</i> (Bermain Sendiri), tampak pada anak yang berusia amat muda. Si anak tampaknya tidak terlalu memperhatikan kehadiran anak yang lain disekitarnya. Pada tahap ini anak biasanya bersifat egosentris dengan ciri antara lain tidak ada usaha untuk berinteraksi dengan anak lain, hanya memusatkan perhatian pada diri sendiri dan kegiatanya sendiri.</span><br />
<span style="font-size: small;"> </span> <br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i>Onlooker Play</i> (Pengamat) yaitu kegiatan bermain dengan mengamati anak-anak lain melakukan kegiatan bermain, dan tampak ada minat yang semakin besar terhadap kegiatan anak lain yang diamatinya. Jenis kegiatan ini tampak pada anak berusia dua tahun, dapat juga tampak pada anak yang hidup di lingkungan baru karena ia belum mempunyai teman sehingga merasa malu-malu untuk bergabung dengan kelompok bermain itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i>Paralel Play</i> (Bermain Pararel), pada tahap ini anak mulai terlibat kontak dengan anak yang lain tetapi tanpa interaksi. Tampak pada dua anak atau lebih sedang bermain dengan jenis mainan yang sama, melakukan gerakan atau kegiatan yang sama, tetapi bila diperhatikan bahwa sebenarnya tidak ada interaksi diantara mereka. Mereka melakukan kegiatan parallel, bukan kerja sama karena pada dasarnya mereka masih amat egosentris.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> <i>Assosiative Play</i> (Bermain Asosiatif) ditandai dengan adanya interaksi antar anak yang bermain, saling bertukar alat permainan, akan tetapi bila diamati akan tampak bahwa masing-masing anak sebenarnya tidak terlibat dalam kerja sama. Contohnya menggambar, mereka saling bertukar pensil warna tetapi kegiatan menggambar itu sendiri mereka lakukan secara sendiri-sendiri. Kegiatan bermain ini tampak pada anak usia prasekolah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><i>Cooperative Play</i> (Bermain Bersama), ditandai dengan adanya kerja sama atau pembagian tugas dan pembagian peran antara anak-anak yang terlibat dalam permainan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Misalnya, bermain rumah-rumahan, bekerja sama menyusun suatu bangunan dengan balok kayu dan semacamnya. Kegiatan ini tampak pada anak usia lima tahun, namun demikian perkembangannya teergantung pada peran orang tua sejauh mana mereka memberikan dorongan dan kesempatan kepada si anak. Bila orang tua kurang memberi kesempatan pada anak maka mungkin saja <i>cooperative</i> <i>play</i> tidak terlaksana.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><span style="font-size: small;"> </span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kegiatan bermain bersama teman sebenarnya merupakan sarana untuk anak bersosialisasi atau bergaul serta berbaur dengan orang lain. Jenis-jenis kegiatan bermain tersebut di atas, menurut Mildred Parten (1932) tampil berurutan dan menunjukkan perkembangan kegiatan bermain pada anak. Dan sebenarnya masih banyak terdapat teori-teori tentang perkembangan bermain seperti Jean Piaget, Hurlock, dan para tokoh lainnya. Tapi yang pasti semua teori mereka menjelaskan dan menunjukkan tentang perkembangan anak melalui proses bermain.</span></div><span style="font-size: small;"> </span> <br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Bermain merupakan suatu tindakan yang sangat bermanfaat dan bukan merupakan kegiatan yang tidak berguna serta membuang-buang waktu. Dengan bermain anak dapat mengembangkan beberapa aspek perkembangan, yaitu aspek fisik, motorik, sosial, emosi, kepribadian, kognisi, ketajaman, penginderaan, ketrampilan olah raga dan menari. Berikut ini beberapa manfaat yang bisa didapat melalui proses bermain:</span></div><h2><span style="font-size: small;">Manfaat Bermain Untuk Perkembangan Aspek Fisik</span></h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Apabila anak mendapat kesempatan untuk melakukan kegiatan yang banyak melibatkan gerakan-gerakan tubuh, akan membuat tubuh anak menjadi sehat. Otot-otot tubuh akan tumbuh dan menjadi kuat. Anak juga dapat menyalurkan energi yang berlebihan sehingga ia tidak merasa gelisah. Jika anak harus duduk diam selama berjam-jam lamanya, ia akan merasa bosan, tidak nyaman dan tertekan. Hal ini bisa diamati terutama pada anak usia prasekolah yang memang pada umumnya aktif.</span></div><h2><span style="font-size: small;">Manfaat Bermain Untuk Perkembangan Aspek Motorik Kasar Dan Motorik Halus</span></h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Perkembangan motorik halus dilihat dari perkembangan anak saat ia dapat belajar mengkoordinasikan (menyelaraskan) gerakan mata dengan tangan, seperti menggambar misalnya, dari menggambar benang kusut bisa menjadi gambar rumah yang bagus. Sedangkan aspek motorik kasar juga dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain, contohnya, bisa dilihat pada anak yang lari berkejar-kejaran untuk menangkap temannya. Pada awalnya ia belum terampil, karena permainan ini iapun menjadi terampil.</span></div><h2><span style="font-size: small;">Manfaat Bermain Untuk Perkembangan Aspek Sosial</span></h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Melalui permainan anak dapat belajar untuk berbagi hak milik, menggunakan mainan secara bergilir, melakukan kegiatan bersama, menjaga hubungan yang sudah terbina, mencari pemecahan masalah yang dihadapi teman mainnya, ia juga belajar berkomunikasi dengan sesama teman. Dan perlu juga diingat peran bermain sebagai media bagi anak untuk mempelajari budaya setempat, peran-peran social dan peran jenis kelamin yang berlangsung di dalam masyarakat. Dari sini ia akan belajar tentang system nilai, kebiasaan-kebiasaan dan standar moral yang dianut oleh masyarakatnya.</span></div><h2><span style="font-size: small;">Manfaat Bermain Untuk Perkembangan Aspek Emosi Atau Kepribadian</span></h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bagi seorang anak, bermain adalah suatu kebutuhan yang sudah ada dengan sendirinya, dan sudah terberi secara alamiah. Dapat dikatakan tidak ada anak yang tidak suka bermain. Apabila anak mendapat kesempatan untuk menyalurkan dorongan-dorongan yang muncul dari dalam dirinya, setidaknya akan membuat anak lega dan relaks. </span></div><h2><span style="font-size: small;">Manfaat Bermain Untuk Perkembangan Aspek Kognisi</span></h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Aspek kognisi yang dimaksud adalah pengetahuan yang luas, daya nalar, kreativitas (daya cipta), kemampuan berbahasa, serta daya ingat. Banyak konsep dasar yang dipelajari atau diperoleh anak prasekolah melalui bermain. Perlu diingat bahwa pada usia prasekolah anak diharapkan menguasai berbagai konsep seperti warna, ukuran, bentuk, arah, besaran sebagai landasan untuk belajar menulis, bahasa, matematika dan ilmu pengetahuan lain. Pengetahuan akan konsep-konsep ini jauh lebih mudah diperoleh melalui kegiatan bermain.</span></div><h2><span style="font-size: small;">Manfaat Bermain Untuk Mengasah Ketajaman Penginderaan</span></h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Kelima alat indera yang dimiliki perlu untuk diasah agar anak menjadi lebih tanggap atau peka terhadap hal-hal yang berlangsung dilingkungan sekitarnya. Menjadikan anak yang aktif, kritis, kreatif, dan bukan sebagai anak yang acuh tak acuh, pasif, tidak tanggap, tidak mau tahu terhadap kejadian-kejadian yang muncul di sekitarnya.</span></div><h2><span style="font-size: small;">Manfaat Bermain Untuk Mengembangkan Keterampilan Olahraga Dan Menari</span></h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Bermain, selain mempunyai berbagai manfaat untuk menunjang perkembangan anak, juga dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain sebagai media atau sarana melakukan kegiatan bersama anak. Contohnya adalah kegiatan olahraga dan menari, pada anak prasekolah, belum dituntut untuk melakukan gerakan yang sempurna yang penting anak menyukai dan senang pada kegiatan tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"> Bermain adalah dunia kerja anak usia prasekolah dan menjadi hak setiap anak untuk bermain, tanpa dibatasi usia. Melalui bermain, anak dapat memetik manfaat bagi perkembangan aspek fisik-motorik, kecerdasan dan sosial emosional. Ketiga aspek ini saling menunjang satu sama lain dan tidak dipisahkan. Bila salah satu aspek tidak diberikan kesempatan untuk berkembang, maka akan terjadi ketimpangan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Dalam pasal 31 Konvensi Hak-Hak Anak (1990) disebutkan: “hak anak untuk beristirahat dan bersantai, bermain dan turut serta dalam kegiatan-kegiatan rekreasi yang sesuai dengan usia anak yang bersangkutan dan untuk turut serta secara bebas dalam kehidupan budaya dan seni”. Maka dari itu tepatlah jika ada yang mengatakan masa anak-anak adalah masanya bermain.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">DAFTAR PUSTAKA</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Tedjasaputra, Mayke S. (2005). <i>Bermain, Mainan, dan Permainan</i>. Jakarta: PT Gramedia</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i> </i> </div>World Of Psychologyhttp://www.blogger.com/profile/07258444656228138533noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5289509520920893048.post-1293277019530114792012-01-17T15:55:00.002+07:002012-02-19T12:05:53.205+07:00TEORI BELAJAR JEAN PIAGET<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/--bdIi1DNHFg/TxU26Is37yI/AAAAAAAAABE/ropeEfzPtIs/s1600/JeanPiaget.jpg" imageanchor="1"><img border="0" height="400" src="http://2.bp.blogspot.com/--bdIi1DNHFg/TxU26Is37yI/AAAAAAAAABE/ropeEfzPtIs/s400/JeanPiaget.jpg" width="285" /></a></div><h1 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-weight: normal; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><b>Intelligence</b></span></h1><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-size: 11pt; line-height: 150%;">Menurut Piaget, suatu tindakan cerdas adalah satu yang menyebabkan suatu perkiraan kepada kondisi-kondisi yang optimal untuk suatu <i>survival </i>organisme. </span><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Inteligen adalah suatu ciri dinamis sejak apa yang tersedia sebagai suatu tindakan cerdas, akan berubah ketika organisme dewasa secara biologis dan ketika memperoleh pengalaman.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-size: 11pt; line-height: 150%;">Inteligen, menurut Piaget, adalah suatu bagian integral tentang segala organisme hidup karena semua organisme hidup mencari kondisi-kondisi berguna itu bagi <i>survival</i> mereka, tetapi bagaimana inteligen menjelma sendiri di setiap waktu akan perlu berubah ketika kondisi berubah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="color: black; font-size: 11pt; line-height: 150%;">Teori Piaget sering dikenal sebagai <i>genetic epistemology</i> sejak mencoba untuk melacak perkembangan kemampuan intelektual. Jelaslah bahwa di sini istilah <i>genetic</i> mengacu pada pertumbuhan perkembangan disbanding warisan biologi.</span><br />
<span style="color: black; font-size: 11pt; line-height: 150%;"></span><br />
<a name='more'></a></div><h1 style="text-align: justify;"><b style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-large; line-height: 150%;">Schemata</b></h1><div class="MsoBodyText" style="line-height: 150%;">Potensi untuk bertindak dalam suatu cara tertentu telah diberi label <i>schema</i> (jamak : <i>schemata</i>). Sebagai contoh, menyerap schema mengacu pada kemampuan yang umum untuk menyerap berbagai hal.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Schema</span></i><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;"> mengacu pada suatu potensi umum untuk melaksanakan suatu kelas perilaku, dan content menguraikan kondisi-kondisi itu yang berlaku selama perwujudan manapun menyangkut potensi umum itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Suatu <i>schema</i> dapat diduga sebagai suatu elemen dalam struktur kognitif organisme.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><h2 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: 150%;">Assimilation and Accommodation</h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Proses merespon terhadap lingkungan sesuai dengan struktur kognitif seseorang disebut asimilasi, yang mengacu pada semacam <i>matching</i> antara struktur kognitif dan lingkungan fisik.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Sebagai contoh, jika hanya menghisap, melihat, mencapai, dan menyerap schemata tersedia pada seorang anak, segala pangalamannya akan berasimilasi ke dalam schemata itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Proses penting yang menyediakan suatu mekanisme untuk pertumbuhan intelektual : akomodasi, proses yang struktur kognitifnya dimodifikasi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Semua pengalaman melibatkan dua proses yang penting : rekognisi, atau pengetahuan, yang sesuai dengan proses asimilasi dan akomodasi, yang mengakibatkan modifikasi struktur kognitif.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Asimilasi dan akomodasi dikenal sebagai <i>functional invariants</i> sebab mereka terjadi pada semua tingkat perkembangan intelektual. Jelaslah, bahwa awal pengalaman cenderung untuk melibatkan lebih akomodasi disbanding pengalaman kemudiannya karena semakin banyak apa yang menjadi pengalaman akan sesuai dengan struktur kognitif, pembuatan subtansi akomodasi sedikit lebih perlu seperti individu yang dewasa.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><h2 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: 150%;">Equilibration</h2><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Piaget mengira bahwa semua organisme mempunyai suatu kecenderungan bawaan untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara diri dan lingkungan mereka. Dengan kata lain, semua aspek organisme dicocokkan ke arah adaptasi optimal. <i>Equilibration</i> adalah kecenderungan bawaan untuk mengorganisir pengalaman seseorang untuk meyakinkan adaptasi maksimal. Kasarnya, equilibration dapat digambarkan sebagai pengarah yang berlanjut ke arah <i>equilibration </i>atau <i>balance.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><h3 style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;">Interiorization</span></h3><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Sebagai struktur kognitif lebih terperinci berkembang, anak-anak yang mampu menjawab ke situasi yang lebih rumit juga, mereka lebih sedikit bergantung pada saat ini juga. Contohnya, mereka mampu “berpikir” tentang objek yang bukanlah sebelum mereka. Sekarang, pengalaman anak-anak berfungsi pada lingkungan fisik dan struktur kognitif mereka, yang mencerminkan pengalaman utama kumulatif mereka. Yang berangsur-angsur ini mengurangi ketergantungan pada lingkungan fisik dan peningkatan pemanfaatan struktur kognitif disebut <i>interiorization.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Kecenderungan yang meningkat untuk lebih mengandalkan pada operasi mental dalam menyesuaikan terhadap lingkungan sebagai struktur kognitif menjadi semakin jelas. Sebuah operasi mengarah kepada sebuah tindakan interiorisasi karena itu merupakan respon yang berubah-ubah yang terjadi secara rohaniah daripada lahiriah.<i> </i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="tab-stops: 177.0pt;"><br />
</div>World Of Psychologyhttp://www.blogger.com/profile/07258444656228138533noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5289509520920893048.post-83337058074417325572012-01-17T15:47:00.001+07:002012-02-02T16:14:26.135+07:00PEMIMPIN IDEAL YANG DIBUTUHKAN SAAT INI<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-pWaGO8MjMEE/TxU1ch8XIQI/AAAAAAAAAA8/phZzZn7xZZA/s1600/pemimpin.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="http://2.bp.blogspot.com/-pWaGO8MjMEE/TxU1ch8XIQI/AAAAAAAAAA8/phZzZn7xZZA/s200/pemimpin.jpg" width="200" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Seorang pemimpin merupakan sosok yang paling dibutuhkan pada setiap kelompok manusia, yang mengawasi, mengelola, serta mengatur, keberadaan seorang pemimpin dapat disamakan sebagai seorang manager. Pemimpin yang baik dapat dinilai berdasarkan hasil dan kinerja kelompoknya. berikut ini adalah beberapa profil pemimpin yang dibutuhkan saat ini:</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"></span><br />
<a name='more'></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">1. mampu menginspirasi melalui antusiasme yang menular</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Seorang pemimpin harus dapat menunjukkan semangat dan kesungguhan di dalam melaksanakan segenap tugas dan pekerjaanya. Semangat dan kesungguhan dalam bekerja ini kemudian ditularkan kepada semua orang dalam organisasi, sehingga merekapun dapat bekerja dengan penuh semangat dan besungguh-sungguh.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">2. memiliki standar etika dan integritas yang tinggi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> Pemimpin yang memiliki standar etika dan integritas yang tinggi nantinya pasti akan dimiliki juga oleh semua orang dalam organisasi pada gilirannya, karena bawahan pasti mencontoh atasan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">3. memiliki tingkat energi yang tinggi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> Untuk mengurus sebuah tim diperlukan energi dan motivasi yang tinggi dari para pemimpin, sebuah tim membutuhkan pemimpin yang memiliki ketabahan, kesabaran, daya tahan dan pengorbanan yang tinggi dalam menjalankan tugasnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">4. memiliki keberanian dan komitmen</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> Pada lingkungan sekarang ini sering sekali terdapat perubahan-perubahan di dalamnya oleh karena itu seorang pemimpin harus memiliki sifat berani dalam menghadapi tantangan yang ada serta memiliki komitmen dalam pekerjaannya sehingga dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan organisasi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">5. memiliki tingkat kreativitas yang tinggi dan bersikap nonkonvensional</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> Permasalahan dan tantangan yang dihadapi saat ini sangatlah banyak karena itu dibutuhkan kretivitas yang tinggi untuk mengatasi masalah tersebut agar tercipta berbagai inovasi-inovasi, dan bersikap nonkonvensional karena tidak selalu masalah itu diselesaikan melalui cara konvensional.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">6. berorientasi pada tujuan, namun realistis</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> Pada kepemimpinnanya, segenap usaha organisasi harus diarahkan pada pencapaian tujuan dengan menjalankan fungsi-fungsi manajemen beserta seluruh substansinya. Pencapaian tujuan disusun secara realistis, dengan ekspektasi yang terjangkau oleh organisasi, tidak terlalu rendah dan juga tidak terlalu tinggi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">7. memiliki kemampuan organisasi yang tinggi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> Seorang pemimpin harus dapat mengoptimalkan segala daya upaya yang ada dalam organisasinya, seperti sumber daya manusia, sumber dana, lingkungan, dan segala hal yang teerkait dalam organisasi tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">8. mampu menyusun prioritas</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> Pemimpin harus dapat memprioritaskan mana yang terpenting terkait dengan efektivitas dan efisiensi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">9. mendorong kerjasama tim dan tidak mementingkan diri sendiri, upaya yang terorganisasi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> Pemimpin harus dapat bekerjasama dengan berbagai pihak, baik berada dalam lingkungan internal maupun eksternal. Demikian pula, pemimpin harus dapat mendorong para bawahannya agar dapat bekerjasama dengan membentuk <a href="http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/01/memperbaiki-mutu-pendidikan-melalui-team-work/"><em><span style="font-family: Arial;">team work</span></em> </a>yang kompak dan cerdas, sekaligus dapat meletakkan kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">10. memiliki kepercayaan diri dan memiliki minat tinggi akan pengetahuan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> Pemimpin haruslah memiliki tingkat pengetahuan yang luas dan kepercayaan diri yang baik agar dapat memberikan arahan pada para bawahan dengan baik pula.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">11. waspada secara mental maupun fisik</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> Berbagai permasalahan pasti akan sering dihadapi karena itu seorang pemimpin haruslah memiliki mental yang kuat agar dapat menyelesaikan setiap permasalahan yang ada, serta bersikap waspada terhadap kesehatan fisik jangan sampai sakit. Selain dirinya yang diperhatikan, pemimpin harus dapat memperhatikan kesehatan mental dan fisik seluruh anggotanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">12. bersikap adil dan menghargai orang lain</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> Dalam organisasi pendidikan yang melibatkan banyak orang beragam karakteristiknya, dalam kepribadian, keyakinan, cara pandang, pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan sebagainya. Kesemuanya itu harus dapat diperlakukan dan ditempatkan secara proporsional oleh pemimpin. Pemimpin harus memandang dan menjadikan keragaman karakteristik ini sebagai sebuah kekuatan dalam organisasi, bukan sebaliknya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">13. menikmati pengambilan resiko</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> Menjadikan resiko sebagai tantangan, dan proses pembelajaran dam mngambil keputusan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">14. mendorong pemahaman yang mendalam untuk banyak orang</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> Kegiatan organisasi menuntut setiap orang dalam organisasi dapat memahami tujuan, isi dan strategi hendak dikembangkan dalam organisasi. Pemimpin berkewajiban memastikan bahwa setiap orang dalam organisasi dapat memahaminya secara jelas, sehingga setiap orang dapat memamahi peran, tanggung jawab dan kontribusinya masing-masing dalam organisasi. Selain itu, pemimpin harus dapat mengembangkan setiap orang dalam organisasi untuk melakukan perbuatan belajar sehingga organisasi pendidikan benar-benar menjadi sebuah <em><span style="font-family: Arial;">learning organization.</span></em></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">15. terbuka terhadap ide-ide dan pandangan baru</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">16. mengakui kesalahan dan beradaptasi untuk berubah</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> Harus berani mengakui kesalahan sebagai wujud dari tanggung jawabnya, belajar dari kesalahan tersebut dan memiliki keingina untuk berubah.</span><br />
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"> Pemimpin yang ideal pastilah merupakan pemimpin yang dapat memenuhi harapan orang yang dipimpinnya dan memiliki profil seperti di atas, pemimpin yang berwibawa sangat diperlukan saat ini sehingga orang akan selalu mendengarkan apa yang dia ucapkan dan kemudian menjalankan perintahnya. Pemimpin yang baik bukan seperti pemimpin local, maksudnya adalah hanya memikirkan dan mencanangkan progamnya pada masa jabatannya saja, tapi, pemimpin yang baik itu adalah pemimpin global yang memikirkan dan merancang progam bukan hanya untuk masa jabatannya saja tapi lebih dari itu, yang memikirkan masa kedepannya juga untuk kemajuan bersama.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;">Sumber:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">http://akhmadsudrajat.wordpress.com/<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; line-height: 150%;"></span></div>World Of Psychologyhttp://www.blogger.com/profile/07258444656228138533noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5289509520920893048.post-85678485757246531192012-01-17T15:43:00.002+07:002012-02-02T16:05:31.470+07:00STRESS<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-uCm_0uvnXXQ/TxUz_4OI7lI/AAAAAAAAAA0/HI4A_n77EW0/s1600/stress.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="199" src="http://4.bp.blogspot.com/-uCm_0uvnXXQ/TxUz_4OI7lI/AAAAAAAAAA0/HI4A_n77EW0/s200/stress.jpg" width="200" /></a></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;">Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata stres, karena stres melekat pada kehidupan kita, tidak pernah ada orang yang lepas dari stres. Sebenarnya apakah stres itu? Stres adalah sesuatu yang menimbulkan perasaan tegang, takut, marah atau kecewa. Stres merupakan sebagian daripada kehidupan. Selain itu stres yang berlebihan dan berkepanjangan dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Ada tiga hal yang terkait dengan stres, yaitu:</div><br />
<a name='more'></a><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: .5in; mso-list: l3 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><div style="text-align: justify;">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span>Sumber stres (<i>stressor</i>) </div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: .5in;"><div style="text-align: justify;">Sumber stres berasal dari terjadinya suatu kejadian (contoh: gunung meletus, tanah longsor, banjir, tsunami, dll), diri sendiri (contoh: ujian, melamar pekerjaan, dll), dan orang lain (contoh: putus pacar, ditinggal mati orang lain, dll). </div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: .5in; mso-list: l3 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><div style="text-align: justify;">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span>Orang yang mengalami stres (<i>The Stressed</i>) </div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: .5in;"><div style="text-align: justify;">Orang yang mengalami stres dipusatkan kepada tanggapannya terhadap <i>stressor</i>, tanggapannya ini disebut sebagai <i>strain</i> (tegangan atau tekanan). Tegangan ini diidentifikasikan secara psikologis (contoh: kemampuan berpikir kacau, emosi kacau, perilaku kacau, dll) maupun fisiologis (contoh: denyut jantung bergerak cepat, kulit muka memerah, perut mual, mulut kering, mengeluarkan keringat banyak, dll).</div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: .5in; mso-list: l3 level1 lfo1; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><div style="text-align: justify;">3.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span>Hubungan antara <i>stressor</i> dan <i>the stressed</i> </div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: .5in;"><div style="text-align: justify;">Hubungan itu disebut sebagai transaksi, hubungan transaksi ini merupakan sebuah proses, proses dinamis antara <i>stressor</i> dan <i>the stressed</i>. Dan proses itu saling mempengaruhi maka stres menjadi bersifat subjektif. </div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;"><b>Reaksi fisiologis terhadap stres</b></div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;"> Tubuh bereaksi terhadap stressor dengan memulai seurutan kompleks respons bawaan terhadap ancaman yang dihayati. Misalnya, saat terjatuh ke sungai yang dingin, bertemu dengan penjahat dengan pisau terhunus, atau merasa takut saat pertama kali mencoba terjun paying, tubuh berespon dalam cara yang serupa. Apapun jenis stressor yang dialami tubuh secara otomatis akan mempersiapkan diri untuk menangani keadaan darurat tersebut. Hal ini dinamakan respon melawan atau melarikan diri (<i>fight-or-flight response</i>). </div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Situasi stress mengaktivasi hipotalamus yang selanjutnya mengendalikan dua system neuroendokrin: system simpatis dan system korteks-adrenal. System saraf simpatik berespon terhadap impuls saraf dari hipotalamus, mengaktivasi berbagai organ dan otot polos yang berada di bawah pengendaliannya. Sebagai contohnya, ia meningkatkan kecepatan denyut jantung dan mendilatasi pupil. System saraf simpatis juga memberi sinyal ke medula adrenal untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin ke aliran darah. System korteks adrenal diaktivasi jika hipotalamus mensekresikan CRF, suatu zat kimia yang bekerja pada kelenjar hipofisis yang terletak tepat di bawah hipotalamus. Kelenjar hipofisis, selanjutnya, mensekresikan hormon ACTH, yang dibawa melalui aliran darah ke korteks adrenal di mana ia menstimulasi pelepasan sekelompok hormon, termasuk kortisol, yang meregulasi kadar gula darah. ACTH juga memberi sinyal ke kelenjar endokrin lain untuk melepaskan sekitar 30 hormon. Efek kombinasi berbagai hormon stress yang dibawa melalui aliran darah ditambah aktivitas neural cabang simpatik dari system saraf otonimik berperan dalam respon <i>fight-or-flight.</i> </div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Respon fisiologis yang tampaknya bermanfaat antara lain perangsangan system simpatik dan terjadi jika seseorang melakukan upaya aktif untuk mengatasi situasi stress. Peningkatan epinefrin dan norepinefrin berkorelasi secara positif dengan kinerja pada berbagai tugas (dari ujian yang dihadapi siswa sampai para troopers yang melakukan latihan terjun): kadar hormon yang tinggi di dalam urin dan darah berhubungan dengan kinerja yang lebih baik. Respon fisiologis yang tampaknya berbahaya antara lain rangsangan system korteks adrenal dan terjadi jika seseorang mengalami distress tetapi tidak secara aktif berupaya mengatasi situasi stress tersebut.</div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;"><b>Stres dan perannya dalam kesehatan:</b></div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;">Stres adalah respon nonspesifik dari tubuh terhadap tuntutan yang disebabkan oleh <i>aversive</i> (situasi tidak menyenangkan). Aversive dapat menyebabkan emosi yang intens sehingga akhirnya stress dan jika stress ini terus berlanjut maka dapat menyebabkan gangguan kesehatan.</div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;">Stimulus yang menyebabkan stres disebut <i>stressor</i>.</div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Stres yang terjadi pada diri kita dapat menyebabkan efek fisiologis sebagai akibat dari aktivitas system syaraf sipatitis dimana detak jantung, saluran pernafasan, tekanan darah bisa meningkat sedangkan saluran pencernaan cenderung melambat. Stres yang berkelanjutan dapat menyebabkan sakit menjadi parah karena adanya sel-sel jahat yang tidak terkontrol seperti kanker atau gangguan radiofaskuler (jantung, hipertensi).</div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;">Stres dianggap sebagai faktor yang cukup dominan sebagai salah satu faktor resiko penyakit jantung kronis. Stres sendiri memang ada yang positif dan ada juga yang negatif.</div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: .5in; mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><i>Eustress</i>, bisa juga disebut stress yang positif atau stress yang menyenangkan. Stres yang positif berdampak baik, seperti rasa ingin maju cita-cita adalah salah satu stress positif. Contoh lainnya: seorang laki-laki yang stress pada saat pertama kali datang ke rumah pacar atau pada saat pertama kali berboncengan dengan pacar, dan masih banyak contoh lainnya.</div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: .5in; mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span><i>Distress</i>, stress yang tidak menyenangkan atau stress yang negatif. Stres negatif seperti merasa sakit hati yang sangat berlebihan , bila tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan dampak yang sangat merugikan dan sayangnya sangat sedikit orang yang menyadari bahwa ia terkena stress negatif. Contoh: putus dengan pacar, mendapat nilai ujian yang jelek, dll.</div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;">Apabila tingkat stres sudah sangat tinggi dan mencemaskan maka akan sangat membahayakan kesehatan, apalagi bila usia sudah diatas 40 th, usia semua faktor resiko sangat meningkat. Menurut penelitian para ahli kesehatan klinik, stress dapat memicu semburan adrenalin dan zat katekolamin yang tinggi yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah jantung serta peningkatan denyut jantung, sehingga dapat menyebabkan terganggunya suplai darah ke jantung.</div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Orang yang sering mengalami stress negatif sangat erat kaitannya dengan tipe kepribadian yang bersangkutan. Orang dengan tipe kepribadian tipe A memiliki kecenderungan mudah terkena penyakit jantung. Digambarkan bahwa kepribadian tipe A memiliki ciri yang menonjol yaitu sangat mementingkan waktu seperti jadwal janji dan batas waktu. Juga sangat berkeinginan kuat untuk selalu menang pada setiap kompetisi atau persaingan, sangat agresif, lekas marah juga bermusuhan.sifat kedua terakhirlah yang banyak memicu timbulnya penyakit jantung koroner.</div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;"><b>Penyebab stress:</b></div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: .5in; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><div style="text-align: justify;">1.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span>Perubahan-perubahan hidup, contohnya: ditinggal mati suami, pindah kos, dll.</div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: .5in; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><div style="text-align: justify;">2.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span>Stressor kronis, tidak semua situasi yang membuat stress itu berdiri sendiri atau merupakan kejadian jangka pendek, misalnya tentang kematian dan kelahiran, ada penyebab stres yang akumulatif, misalnya kehidupan keluarga yang buruk atau kondisi pekerjaan yang tidak baik. Itu semua dapat menjadi stressor kronis.</div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: .5in; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><div style="text-align: justify;">3.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span>Masalah-masalah kecil harian yang selalu muncul dan kadang-kadang tidak penting tapi bisa menjadi pemicu stress.</div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: .5in; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><div style="text-align: justify;">4.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span>Frustasi adalah tegangan, kecemasan yang tidak menyenangkan dan membuat aktivitas simpatitis meningkat akibat adanyya hambatan dalam pencapaian tujuan.</div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: .5in; mso-list: l1 level1 lfo3; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><div style="text-align: justify;">5.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span>Konflik adalah sebuah emosi negatif yang diseebabkan ketidakmampuan dalam memilih antara dua atau lebih tujuan atau keinginan yang tidak dapat dibandingkan.</div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;">Kemunculan stres selalu diawali dengan tanda-tanda sebagai berikut:</div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level2 lfo3; tab-stops: list 1.0in; text-indent: -.25in;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span>Merasa di bawah tekanan yang besar</div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level2 lfo3; tab-stops: list 1.0in; text-indent: -.25in;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span>Merasa dalam kesusahan dan sedih</div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level2 lfo3; tab-stops: list 1.0in; text-indent: -.25in;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span>Merasa letih dan lesu</div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level2 lfo3; tab-stops: list 1.0in; text-indent: -.25in;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span>Penggunaan rokok yang berlebihan dari biasa</div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level2 lfo3; tab-stops: list 1.0in; text-indent: -.25in;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span>Sering melakukan pertengkaran dengan orang yang dikasihi atau timbulnya masalah rumah tangga.</div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;"><b>Upaya mengatasi stress:</b></div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;">Bisa diawali dengan cara memilah-milah stress itu sendiri, kemudian mengkajinya satu-persatu stress tersebut. Paling tidak untuk mengurangi stres maka kita harus mengelola diri, maka dari itu sebanyak mungkin kita harus memahami siapa diri kita.</div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Menekuni hobi, olahraga, relaksasi, perawatan diri, dan meditasi juga sangat membantu untuk mengurangi stres. Mereka yang memiliki hobi akan dapat cepat merasa puas akan hasil karyanya dan akhirnya merasa rileks. Selain itu juga ada cara lain untuk mengatasi stres:</div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: .5in; mso-list: l4 level1 lfo4; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span>Berpegang teguh pada ajaran agama</div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: .5in; mso-list: l4 level1 lfo4; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span>Melakukan senam dan tidur yang mencukupi</div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: .5in; mso-list: l4 level1 lfo4; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span>Mencurahkan perasaan kepada seorang kawan atau keluarga yang dapat dipercayai</div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: .5in; mso-list: l4 level1 lfo4; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span>Memberikan teguran yang positif</div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: .5in; mso-list: l4 level1 lfo4; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span>Mengambil cuti atau rehat sementara</div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: .5in; mso-list: l4 level1 lfo4; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span>Menggunakan waktu dengan efektif dan tentukan keamanan tugas</div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: .5in; mso-list: l4 level1 lfo4; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: Symbol;">·<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span></span>Menghindari dari rokok, dll.</div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Coping terhadap stres, untuk menghadapi situasi stres bisa dengan dua cara:</div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo5; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><div style="text-align: justify;">a.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><i>Emotion focused form of coping</i>, cara ini dilakukan dengan mengubah persepsi terhadap situasi stress sehingga situasi itu kita anggap bukan masalah.</div></div><div class="MsoBodyText" style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo5; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><div style="text-align: justify;">b.<span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> </span><i>Problem focused form of coping</i>, disini seseorang memandang situasi stres sebagai problem oleh karena itu ia menggunakan strategi problem solving untuk mengurangi masalah. </div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;">Sumber-sumber coping yang efektif antara lain menjaga kesehatan dan energi, mempunyai kepercayaan yang positif, enternal focuse of control, mengembangkan ketrampilan social, dukungan sosial, tersedianya sumber-sumber partial. </div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div><div class="MsoBodyText" style="text-align: center;"><div style="text-align: justify;">DAFTAR PUSTAKA</div></div><div class="MsoBodyText" style="text-align: center;"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div><div class="MsoBodyText" style="text-align: center;"><div style="text-align: justify;">http//nusaindah.tripod.com/stresresikopjk.htm</div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;">http//www.moh.gou.bn/mental/page5.html</div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;">Atkinson dkk. Pengantar psikologi, edisi kesebelas, jilid 2. Batam: Interaksara.</div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div><div class="MsoBodyText"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div>World Of Psychologyhttp://www.blogger.com/profile/07258444656228138533noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5289509520920893048.post-24135631967652644362012-01-17T15:36:00.003+07:002012-02-02T15:55:09.523+07:00DEMENSIA ALZHEIMER MERUPAKAN GANGGUAN KOGNISI Mudah lupa bisa saja gejala alamiah seiring bertambahnya usia. Tapi, bisa jadi itu juga merupakan gejala awal serangan penyakit Alzheimer. Penyakit Alzheimer yang menyebabkan gejala demensia atau pikun, dulu sukar dikenali pada tahap awalnya sehingga diagnosisnya selalu terlambat dibuat dan akibatnya terlambat pula penanganannya. Penyakit Alzheimer yang disebabkan oleh proses degeneratif otak merupakan salah satu batu sandungan dalam perjalanan hidup para lanjut usia di samping kanker, stroke, dan penyakit jantung.<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
<a name='more'></a></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-size: small;">Demensia Alzheimer</span></b></div><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> Istilah demensia itu berasal dari bahasa asing <i>emence</i> yang pertama kali dipakai oleh Pinel (1745-1826). Jabaran demensia sekarang adalah kehilangan kemampuan kognisi yang sedemikian berat hingga mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan. Alzheimer sendiri adalah gangguan intelektual dan kemampuan kognitif yang progesif sehingga dapat mengganggu kinerja penderitanya. Gejala penyakit ini muncul karena adanya proses degeneratif sehingga sel-sel otak pada kulit otak (<i>korteks serebral</i>) menjadi mati, matinya sel-sel otak itu baru menimbulkan gejala-gejala klinis dalam waktu 30 tahun. </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-KJKzJgfFuJo/TxUyyw33m4I/AAAAAAAAAAs/SC2SulOSShY/s1600/02ZuU8zFP1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="214" src="http://3.bp.blogspot.com/-KJKzJgfFuJo/TxUyyw33m4I/AAAAAAAAAAs/SC2SulOSShY/s320/02ZuU8zFP1.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Beberapa tahun terakhir ini timbul sebuah konsep baru tentang diagnosis sangat awal penyakit Alzheimer yaitu Kelemahan Kognisi Ringan (KKR) – <i>Mild Cognitive Impairment</i> <i>(MCI)</i>. KKR yang merupakan gangguan untuk mengenal dan menafsirkan lingkungan dan terjadi pada warga usia setengah baya dan lanjut yang tentunya akan mempengaruhi kualitas hidup mereka. Mengenai kepikunan atau kelemahan kognisi yang berat (medis: demensia) kini menjadi pusat perhatian para pakar gerontology (ilmu usia lanjut) dalam 5 tahun terakhir ini karena konsep kepikunan terkini sudah berubah. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
Perkembangan menjadi pikun terutama Penyakit Alzheimer, berlangsung secara bertingkat melalui tahapan tertentu. Tahap awal dimulai dari gejala mudah lupa, cepat lupa (medis: <i>forgetfulness</i>) yang banyak dijumpai pada lanjut usia (28-38 persen dari populasi lanjut usia, Hanninen, 1986). Penyandang demensia selain mengalami kelemahan kognisi secara bertahap, juga akan mengalami kemunduran aktivitas hidup sehari-hari (<i>activity of daily living</i> <i>/ ADL</i>). Inipun terjadi secara bertahap dan dapat diamati. Awalnya, kemunduran aktivitas hidup sehari-hari ini berwujud sebagai ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas hidup yang kompleks (<i>complex activity of daily living)</i> seperti tidak mampu mengatur keuangan, melakukan korespondensi, bepergian dengan kendaraan umum, melakukan hobi, memasak, menata boga, mengatur obat-obatan, menggunakan telepon, dan sebagainya. Lambat laun penyandang tersebut tidak mampu melakukan aktivitas hidup sehari-hari yang dasar (<i>basic activity of daily living</i>) berupa ketidakmampuan untuk berpakaian, menyisir, mandi, toileting, makan, dan aktivitas hidup sehari-hari yang dasar (<i>basic ADL</i>). </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
Sejak akhir tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an para pakar gerontology (ilmu usia lanjut) dan geriatric (ilmu penyakit usia lanjut) mengamati bahwa warga lanjut usia yang mudah lupa (<i>forgetful</i>) yang masih wajar-wajar saja (<i>benign senescent forgetfulness</i>) ternyata sebagian dapat berkembang lanjut menjadi mudah lupa yang tidak wajar lagi, <i>malignant senescent forgetfulness</i> dan sebagian lagi dari yang terakhir ini dapat berkembang lanjut lagi menjadi kondisi demensia.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
Secara bersinambung para pakar menemukan dan menjabarkan beberapa kondisi yang awalnya disebut sebagai <i>Age-Associated Memory Impairment (AAMI)</i> tahun 1986, selanjutnya berkembang pesat dan akhirnya <i>Cognitively Impaired Not Demented (CIND)</i>, 1995. Dinamakan sebagai tahap perantara (<i>in-between group</i>). Ternyata bahwa seseorang yang mengalami demensia pada tahap akhir penyakitnya, baik itu akibat stroke ataupun penyakit Alzheimer, dalam proses perkembangannya menunjukkan sebuah tahap yang disebut sebagai kelemahan kognisi tanpa demensia-<i>cognitively impaired not demented (CIND)</i>. Kelompok lanjut usia yang berada dalam tahap ini disebut sebagai <i>in between group </i>atau kelompok perantara yang berada antara warga lanjut usia yang normal dan yang demensia. Kelompok perantara ini merupakan <i>warning</i> atau peringatan adanya kemungkinan akan berkembang lanjut menjadi demensia.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; line-height: 150%; text-align: justify;"><b>Memory</b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> Ada tiga tahap dalam memori, yang pertama adalah tahap penyandian(memasukkan ke dalam memori), kedua adalah tahap penyimpanan(mempertahankan dalam memori), dan yang ketiga adalah tahap pengambilan(pengambilan dari memori). <span style="line-height: 150%;">Teori memori menyatakan lupa sebagai kegagalan pada satu atau lebih stadium tersebut (Melton,1963).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
Biasanya pada penderita demensia, yang sering dilupakan adalah <i>short term memory </i>(memori jangka pendek) dari si penderita. Fakta yang paling jelas tentang memori jangka pendek adalah kapasitasnya yang sangat terbatas. Rata-rata batasnya adalah tujuh butir, lebih atau kurang dua. Kekonstanan ini telah diketahui sejak awal psikologi eksperimental. Hermann Ebbinghaus, yang memulai penelitian eksperimental tentang memori pada tahun 1885, melaporkan hasil yang membuktikan bahwa batas yang dimiliki dirinya sendiri adalah tujuh butir. Sekitar 70 tahun kemudian, George Miller (1956) juga terkejut oleh kekonstanan ini yang dinamakannya “angka tujuh yang ajaib”. Belum lama ini, batas ini juga ditemukan pada kultur yang bukan Barat (Yu dkk, 1985).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
Kita mungkin mampu mengingat tujuh butir secara singkat, tetapi pada sebagian kasus mereka segera dilupakan. Lupa terjadi karena butir-butir itu tergeser (<i>displaced</i>) oleh butir yang baru atau karena mengalami peluruhan (<i>decay</i>) dengan berjalannya waktu. Karena kapasitas terbatas memori jangka pendek, slot tujuh kurang lebih dua, penambahan butir baru dapat menyebabkan pergeseran atau hilangnya butir lama.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
Informasi mungkin berada di memori jangka pendek sementara ia sedang disandikan menjadi memori jangka panjang. Salah satu teori yang membahas transfer dari memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang dinamakan <i>dual-memory model</i>. Model ini dikembangkan sejak lama (Atkinson&Shiffrin,1968,1971), dan variasi model ini terus digunakan untuk mengorganisasi dan mengarahkan riset (Raaijmakers,1992). </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Penutup </span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"> Sering dijumpai pada penderita demensia bahwa mereka lebih dapat mengingat <i>long-term memory</i> (memori jangka panjang) daripada jangka pendeknya, hal tersebut terjadi mungkin karena kemampuan kognisi yang menurun sesuai bertambahnya usia sesuai yang dijelaskan di atas tadi, tapi mereka dapat menceritakan memori jangka panjangnya dengan jelas mungkin karena mood atau perasaan yang tertinggal pada saat itu terkesan mendalam, karena sebenarnya mood juga mempengaruhi ingatan seseorang.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
Untuk mencegah datangnya Alzheimer, sebuah studi yang dimuat dalam <i>The Journal of American Medical Association</i> mengungkapkan, antioksidan yang banyak terdapat pada bahan makanan yang memiliki kandungan vitamin E dan vitamin C yang tinggi ternyata dapat menghambat datangnya kepikunan pada usia senja. Bahkan menurut studi yang dilakukan oleh Marianne J. Engelbert.MD.,M.Sc. dari <i>Erasmus Medical Center, Rotterdam, Belanda</i>, vitamin E dan vitamin C yang ada pada buah dan sayuran segar terbukti mampu melawan gejala Alzheimer.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
Penelitian yang dilakukan Dr. Richard Harvey dari <i>Alzheimer’s Society Researchers University of Alabama, Birmingham, Inggris</i>, malah mengungkapkan lebih spesifik. Menurut penelitiannya, kacang kedelai dalam berbagai olahannya juga terbukti berkhasiat menangkal penyakit Alzheimer, terutama bagi kaum wanita. Karena, kacang kedelai mengandung <i>fitoestrogen </i>yang dapat mereduksi sejumlah perubahan protein di otak, yang berhubungan dengan penyakit Alzheimer. Selama ini, kacang kedelai memang sudah terbukti ampuh untuk menangkal gangguan jantung dan serangan kanker. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">DAFTAR PUSTAKA</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Atkinson, Rita L., dkk. <i>Pengantar Psikologi, Edisi Kesebelas, Jilid 1</i>. Batam: Interaksara.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">http://kompas.com/kompas-cetak/0306/17/ilpeng/368166.htm</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><i>Lisa Citra Wanita Aktif</i>. No.35/IV.30 Agustus-5 September 2003. Hal 22-23. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">Matlin, Margaret W. 1994. <i>Cognition, Third Edition</i>. USA: Harcourt Brace College Publishers. </div>World Of Psychologyhttp://www.blogger.com/profile/07258444656228138533noreply@blogger.com0