Tindakan kekerasan yang dilakukan senior terhadap junior di sekolah bukanlah hal yang baru dalam dunia anak-anak usia sekolah. Kasus kekerasan ini telah lama terjadi di Indonesia, namun luput dari perhatian. Disejumlah negara maju Pusat Krisis untuk kasus semacam ini telah didirikan.
Bentuk Bullying
- Fisik (memukul, menampar, memalak atau meminta paksa yang bukan miliknya, pengeroyokan menjadi eksekutor perintah senior).
- Verbal (memaki, mengejek, menggosip, membodohkan dan mengkerdilkan).
- Psikologis (mengintimdasi, mengecilkan, mengabaikan, mendiskriminasikan).
Dampak Bullying
- Perilaku feodal (pemaknaan senior / yunior).
- Puberitas pada masa remaja (pencarian jati diri).
- Krisis identitas.
- Kekerasan dalam rumah tangga dan disekolah.
- Pengawasan perilaku anak yang kurang dari orang tua dan sekolah.
- Imitasi dari tontonan media yang mengandung unsur kekerasan, seksualitas / pornografi.
- Fanatisme yang berlebihan.
- Pendisplinan dengan kekerasan (rumah dan sekolah).
- Mengawasi perilaku siswa selama di sekolah.
- Civitas sekolah harus bersikap proaktif.
- Mengaktifkan guru BP atau menyediakan konselor yang memberi bimbingan.
- Guru harus bersikap sebagai pendengar yang baik bagi murid.
- Mengenali temperamen dan karakter masing - masing siswa.
- Mengadakan evaluasi kondisi sekolah setiap kurun waktu tertentu.
- Menciptakan kebersamaan sosial diantara civitas sekolah.
- Guru menjadi social support
- Menyediakan pelatihan guru tentang cara mengintervensi bullying.
- Mempunyai mekanisme / SOP penyelesaian masalah kasus bullying.
- Menyelenggarakan seminar / konferensi komunitas (ortu, guru dan siswa)
- Berikan sanksi mendidik jika anak melakukan kesalahan
- Ajarkan empati sosial sejak dini.
- Adanya teguran halus pada anak jika melakukan kekerasan.
- Jadilah orang tua tempat curhat yang menyenangkan.
- Ikut mendampingi anak, ketika menonton tayangan televisi.
- Orang tua harus menjadi contoh tauladan bagi anak.
- Buatlah aktivitas menyenangkan saat dirumah.
- Ajari anak mempertahankan dan melindungi diri.
- Cepat tanggap ketika anak terlibat kekerasan.
- Melaporkan pada instansi terkait ketika anak menjadi korban bullying.
- Mengedepankan penyelesaian kekeluargaan jika terjadi bullying.
(Dari Seminar tentang Bullying/Ijs) - news.indosiar.com
0 komentar:
Posting Komentar