STRESS

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata stres, karena stres melekat pada kehidupan kita, tidak pernah ada orang yang lepas dari stres. Sebenarnya apakah stres itu? Stres adalah sesuatu yang menimbulkan perasaan tegang, takut, marah atau kecewa. Stres merupakan sebagian daripada kehidupan. Selain itu stres yang berlebihan dan berkepanjangan dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Ada tiga hal yang terkait dengan stres, yaitu:


1.      Sumber stres (stressor)
Sumber stres berasal dari terjadinya suatu kejadian (contoh: gunung meletus, tanah longsor, banjir, tsunami, dll), diri sendiri (contoh: ujian, melamar pekerjaan, dll), dan orang lain (contoh: putus pacar, ditinggal mati orang lain, dll).
2.      Orang yang mengalami stres (The Stressed)
Orang yang mengalami stres dipusatkan kepada tanggapannya terhadap stressor, tanggapannya ini disebut sebagai strain (tegangan atau tekanan). Tegangan ini diidentifikasikan secara psikologis (contoh: kemampuan berpikir kacau, emosi kacau, perilaku kacau, dll) maupun fisiologis (contoh: denyut jantung bergerak cepat, kulit muka memerah, perut mual, mulut kering, mengeluarkan keringat banyak, dll).
3.      Hubungan antara stressor dan the stressed
Hubungan itu disebut sebagai transaksi, hubungan transaksi ini merupakan sebuah proses, proses  dinamis antara stressor dan the stressed. Dan proses itu saling mempengaruhi maka stres menjadi bersifat subjektif.                                                                                        


Reaksi fisiologis terhadap stres
            Tubuh bereaksi terhadap stressor dengan memulai seurutan kompleks respons bawaan terhadap ancaman yang dihayati. Misalnya, saat terjatuh ke sungai yang dingin, bertemu dengan penjahat dengan pisau terhunus, atau merasa takut saat pertama kali mencoba terjun paying, tubuh berespon dalam cara yang serupa. Apapun jenis stressor yang dialami tubuh secara otomatis akan mempersiapkan diri untuk menangani keadaan darurat tersebut. Hal ini dinamakan respon melawan atau melarikan diri (fight-or-flight response).

Situasi stress mengaktivasi hipotalamus yang selanjutnya mengendalikan dua system neuroendokrin: system simpatis dan system korteks-adrenal. System saraf simpatik berespon terhadap impuls saraf dari hipotalamus, mengaktivasi berbagai organ dan otot polos yang berada di bawah pengendaliannya. Sebagai contohnya, ia meningkatkan kecepatan denyut jantung dan mendilatasi pupil. System saraf simpatis juga memberi sinyal ke medula adrenal untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin ke aliran darah. System korteks adrenal diaktivasi jika hipotalamus mensekresikan CRF, suatu zat kimia yang bekerja pada kelenjar hipofisis yang terletak tepat di bawah hipotalamus. Kelenjar hipofisis, selanjutnya, mensekresikan hormon ACTH, yang dibawa melalui aliran darah ke korteks adrenal di mana ia menstimulasi pelepasan sekelompok hormon, termasuk kortisol, yang meregulasi kadar gula darah. ACTH juga memberi sinyal ke kelenjar endokrin lain untuk melepaskan sekitar 30 hormon. Efek kombinasi berbagai hormon stress yang dibawa melalui aliran darah ditambah aktivitas neural cabang simpatik dari system saraf otonimik berperan dalam respon fight-or-flight.

Respon fisiologis yang tampaknya bermanfaat antara lain perangsangan system simpatik dan terjadi jika seseorang melakukan upaya aktif untuk mengatasi situasi stress. Peningkatan epinefrin dan norepinefrin berkorelasi secara positif dengan kinerja pada berbagai tugas (dari ujian yang dihadapi siswa sampai para troopers yang melakukan latihan terjun): kadar hormon yang tinggi di dalam urin dan darah berhubungan dengan kinerja yang lebih baik. Respon fisiologis yang tampaknya berbahaya antara lain rangsangan system korteks adrenal dan terjadi jika seseorang mengalami distress tetapi tidak secara aktif berupaya mengatasi situasi stress tersebut.


Stres dan perannya dalam kesehatan:
Stres adalah respon nonspesifik dari tubuh terhadap tuntutan yang disebabkan oleh aversive (situasi tidak menyenangkan). Aversive dapat menyebabkan emosi yang intens sehingga akhirnya stress dan jika stress ini terus berlanjut maka dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Stimulus yang menyebabkan stres disebut stressor.

Stres yang terjadi pada diri kita dapat menyebabkan efek fisiologis sebagai akibat dari aktivitas system syaraf sipatitis dimana detak jantung, saluran pernafasan, tekanan darah bisa meningkat sedangkan saluran pencernaan cenderung melambat. Stres yang berkelanjutan dapat menyebabkan sakit menjadi parah karena adanya sel-sel jahat yang tidak terkontrol seperti kanker atau gangguan radiofaskuler (jantung, hipertensi).
Stres dianggap sebagai faktor yang cukup dominan sebagai salah satu faktor resiko penyakit jantung kronis. Stres sendiri memang ada yang positif dan ada juga yang negatif.
·   Eustress, bisa juga disebut stress yang positif atau stress yang menyenangkan. Stres yang positif berdampak baik, seperti rasa ingin maju cita-cita adalah salah satu stress positif. Contoh lainnya: seorang laki-laki yang stress pada saat pertama kali datang ke rumah pacar atau pada saat pertama kali berboncengan dengan pacar, dan masih banyak contoh lainnya.
·      Distress, stress yang tidak menyenangkan atau stress yang negatif. Stres negatif seperti merasa sakit hati yang sangat berlebihan , bila tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan dampak yang sangat merugikan dan sayangnya sangat sedikit orang yang menyadari bahwa ia terkena stress negatif. Contoh: putus dengan pacar, mendapat nilai ujian yang jelek, dll.
Apabila tingkat stres sudah sangat tinggi dan mencemaskan maka akan sangat membahayakan kesehatan, apalagi bila usia sudah diatas 40 th, usia semua faktor resiko sangat meningkat. Menurut penelitian para ahli kesehatan klinik, stress dapat memicu semburan adrenalin dan zat katekolamin yang tinggi yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah jantung serta peningkatan denyut jantung, sehingga dapat menyebabkan terganggunya suplai darah ke jantung.

Orang yang sering mengalami stress negatif sangat erat kaitannya dengan tipe kepribadian yang bersangkutan. Orang dengan tipe kepribadian tipe A memiliki kecenderungan mudah terkena penyakit jantung. Digambarkan bahwa kepribadian tipe A memiliki ciri yang menonjol yaitu sangat mementingkan waktu seperti jadwal janji dan batas waktu. Juga sangat berkeinginan kuat untuk selalu menang pada setiap kompetisi atau persaingan, sangat agresif, lekas marah juga bermusuhan.sifat kedua terakhirlah yang banyak memicu timbulnya penyakit jantung koroner.

Penyebab stress:
1.      Perubahan-perubahan hidup, contohnya: ditinggal mati suami, pindah kos, dll.
2.     Stressor kronis, tidak semua situasi yang  membuat stress itu berdiri sendiri atau merupakan kejadian jangka pendek, misalnya tentang kematian dan kelahiran, ada penyebab stres yang akumulatif, misalnya kehidupan keluarga yang buruk atau kondisi pekerjaan yang tidak baik. Itu semua dapat menjadi stressor kronis.
3.     Masalah-masalah kecil harian yang selalu muncul dan kadang-kadang tidak penting tapi bisa menjadi   pemicu stress.
4.  Frustasi adalah tegangan, kecemasan yang tidak menyenangkan dan membuat aktivitas simpatitis meningkat akibat adanyya hambatan dalam pencapaian tujuan.
5.    Konflik adalah sebuah emosi negatif yang diseebabkan ketidakmampuan dalam memilih antara dua atau lebih tujuan atau keinginan yang tidak dapat dibandingkan.

Kemunculan stres selalu diawali dengan tanda-tanda sebagai berikut:
·        Merasa di bawah tekanan yang besar
·        Merasa dalam kesusahan dan sedih
·        Merasa letih dan lesu
·        Penggunaan rokok yang berlebihan dari biasa
·    Sering melakukan pertengkaran dengan orang yang dikasihi atau timbulnya masalah rumah tangga.


Upaya mengatasi stress:
Bisa diawali dengan cara memilah-milah stress itu sendiri, kemudian mengkajinya satu-persatu stress tersebut. Paling tidak untuk mengurangi stres maka kita harus mengelola diri, maka dari itu sebanyak mungkin kita harus memahami siapa diri kita.

Menekuni hobi, olahraga, relaksasi, perawatan diri, dan meditasi juga sangat membantu untuk mengurangi stres. Mereka yang memiliki hobi akan dapat cepat merasa puas akan hasil karyanya dan akhirnya merasa rileks. Selain itu juga ada cara lain untuk mengatasi stres:
·        Berpegang teguh pada ajaran agama
·        Melakukan senam dan tidur yang mencukupi
·        Mencurahkan perasaan kepada seorang kawan atau keluarga yang dapat dipercayai
·        Memberikan teguran yang positif
·        Mengambil cuti atau rehat sementara
·        Menggunakan waktu dengan efektif dan tentukan keamanan tugas
·        Menghindari dari rokok, dll.

Coping terhadap stres, untuk menghadapi situasi stres bisa dengan dua cara:
a.   Emotion focused form of coping, cara ini dilakukan dengan mengubah persepsi terhadap situasi stress sehingga situasi itu kita anggap bukan masalah.
b.    Problem focused form of coping, disini seseorang memandang situasi stres sebagai problem oleh karena itu ia menggunakan strategi problem solving untuk mengurangi masalah.
Sumber-sumber coping yang efektif  antara lain menjaga kesehatan dan energi, mempunyai kepercayaan yang positif, enternal focuse of control, mengembangkan ketrampilan social, dukungan sosial, tersedianya sumber-sumber partial.





DAFTAR PUSTAKA

http//nusaindah.tripod.com/stresresikopjk.htm
http//www.moh.gou.bn/mental/page5.html
Atkinson dkk. Pengantar psikologi, edisi kesebelas, jilid 2. Batam: Interaksara.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Forum Chat