PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

             Sekarang ini banyak sekali ditemukan cara kegiatan belajar yang terlalu dipaksakan pada anak-anak prasekolah. Seperti belajar membaca dan berhitung. Berbagai alasan juga dikemukakan tentang betapa perlunya berbagai potensi anak yang dipacu perkembangannya, terutama menyangkut inteligensinya. Berbagai buku telah beredar untuk membuktikan betapa proses pembelajaran anak dapat dipercepat, tanpa menunggu tibanya masa sekolah. Banyak sekali dilakukan pembahasan mengenai topik yang sedang trendy mengenai pendidikan anak, seperti bagaimana mengoptimalkan fungsi otak kanan dan otak kiri, bagaimana mengajar anak sedini mungkin belajar berhitung dengan abacus, bahkan ada buku yang berjudul “How to teach your baby to read” (oleh Glenn Doman, terbitan Doubleday Comp. Inc., New York, 1975).


Padahal ada anggapan yang mengatakan bahwa perkembangan anak sebaiknya tidak dipacu dengan berbagai beban pembelajaran yang belum perlu dan tidak sepadan dengan ciri-ciri perkembangannya. Yang perlu kita ketahui dengan pasti bahwa masa kanak-kanak adalah masanya bermain. Memang banyak sekali pemikiran dan teori tentang bermain, tetapi semuanya menekankan betapa pentingnya masa bermain bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan mental seorang anak seutuhnya. Tepat sekali bahwa dalam Konvensi Hak Anak yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bermain dinyatakan sebagai salah satu hak anak yang asasi, dan orang dewasa tidak dibenarkan merampasnya.


            Bermain, sebagai kegiatan yang utama mulai tampak sejak bayi usia tiga atau empat bulan, penting bagi perkembangan kognitif, sosial dan kepribadian anak pada umumnya. Melalui bermain anak dapat merasakan berbagai macam emosi, seperti senang, sedih, marah, kecewa, bergairah, bangga, dan sebagainya. Melalui bermain pula anak memahami kaitan antara dirinya dengan lingkungan sosialnya, belajar bergaul dan memahami tata caranya. Selain itu kegiatan bermain berkaitan erat dengan perkembangan kognitif anak. Menurut Mildred Parten, kegiatan bermain merupakan sarana untuk sosialisasi dan ia mengamati ada enam bentuk interaksi antar anak yang terjadi saat mereka bermain. Pada keenam bentuk kegiatan bermain tersebut terlihat adanya kadar peningkatan interaksi sosial, mulai dari bermain sendiri hingga bermain bersama. Tahapan perkembangan bermain yang mencerminkan tingkat perkembangan social anak adalah sebagai berikut:  

Unoccupied Play, Pada tahap ini sebenarnya anak tidak benar-benar terlibat dalam kegiatan bermain, melainkan hanya mengamati kejadian disekitarnya yang menarik perhatian si anak. Bila tidak ada yang menarik si anak akan sibuk dengan memainkan anggota tubuhnya.

Solitary Play (Bermain Sendiri), tampak pada anak yang berusia amat muda. Si anak tampaknya tidak terlalu memperhatikan kehadiran anak yang lain disekitarnya. Pada tahap ini anak biasanya bersifat egosentris dengan ciri antara lain tidak ada usaha untuk berinteraksi dengan anak lain, hanya memusatkan perhatian pada diri sendiri dan kegiatanya sendiri.
 
Onlooker Play (Pengamat) yaitu kegiatan bermain dengan mengamati anak-anak lain melakukan kegiatan bermain, dan tampak ada minat yang semakin besar terhadap kegiatan anak lain yang diamatinya. Jenis kegiatan ini tampak pada anak berusia dua tahun, dapat juga tampak pada anak yang hidup di lingkungan baru karena ia belum mempunyai teman sehingga merasa malu-malu untuk bergabung dengan kelompok bermain itu.


Paralel Play (Bermain Pararel), pada tahap ini anak mulai terlibat kontak dengan anak yang lain tetapi tanpa interaksi. Tampak pada dua anak atau lebih sedang bermain dengan jenis mainan yang sama, melakukan gerakan atau kegiatan yang sama, tetapi bila diperhatikan bahwa sebenarnya tidak ada interaksi diantara mereka. Mereka melakukan kegiatan parallel, bukan kerja sama karena pada dasarnya mereka masih amat egosentris.


 Assosiative Play (Bermain Asosiatif) ditandai dengan adanya interaksi antar anak yang bermain, saling bertukar alat permainan, akan tetapi bila diamati akan tampak bahwa masing-masing anak sebenarnya tidak terlibat dalam kerja sama. Contohnya menggambar, mereka saling bertukar pensil warna tetapi kegiatan menggambar itu sendiri mereka lakukan secara sendiri-sendiri. Kegiatan bermain ini tampak pada anak usia prasekolah.


Cooperative Play (Bermain Bersama), ditandai dengan adanya kerja sama atau pembagian tugas dan pembagian peran antara anak-anak yang terlibat dalam permainan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Misalnya, bermain rumah-rumahan, bekerja sama menyusun suatu bangunan dengan balok kayu dan semacamnya. Kegiatan ini tampak pada anak usia lima tahun, namun demikian perkembangannya teergantung pada peran orang tua sejauh mana mereka memberikan dorongan dan kesempatan kepada si anak. Bila orang tua kurang memberi kesempatan pada anak maka mungkin saja cooperative play tidak terlaksana.


Kegiatan bermain bersama teman sebenarnya merupakan sarana untuk anak bersosialisasi atau bergaul serta berbaur dengan orang lain. Jenis-jenis kegiatan bermain tersebut di atas, menurut Mildred Parten (1932) tampil berurutan dan menunjukkan perkembangan kegiatan bermain pada anak. Dan sebenarnya masih banyak terdapat teori-teori tentang perkembangan bermain seperti Jean Piaget, Hurlock, dan para tokoh lainnya. Tapi yang pasti semua teori mereka menjelaskan dan menunjukkan tentang perkembangan anak melalui proses bermain.

            Bermain merupakan suatu tindakan yang sangat bermanfaat dan bukan merupakan kegiatan yang tidak berguna serta membuang-buang waktu. Dengan bermain anak dapat mengembangkan beberapa aspek perkembangan, yaitu aspek fisik, motorik, sosial, emosi, kepribadian, kognisi, ketajaman, penginderaan, ketrampilan olah raga dan menari. Berikut ini beberapa manfaat  yang bisa didapat melalui proses bermain:

Manfaat Bermain Untuk Perkembangan Aspek Fisik

Apabila anak mendapat kesempatan untuk melakukan kegiatan yang banyak melibatkan gerakan-gerakan tubuh, akan membuat tubuh anak menjadi sehat. Otot-otot tubuh akan tumbuh dan menjadi kuat. Anak juga dapat menyalurkan energi yang berlebihan sehingga ia tidak merasa gelisah. Jika anak harus duduk diam selama berjam-jam lamanya, ia akan merasa bosan, tidak nyaman dan tertekan. Hal ini bisa diamati terutama pada anak usia prasekolah yang memang pada umumnya aktif.

Manfaat Bermain Untuk Perkembangan Aspek Motorik Kasar Dan Motorik Halus

Perkembangan motorik halus dilihat dari perkembangan anak saat ia dapat belajar mengkoordinasikan (menyelaraskan) gerakan mata dengan tangan, seperti menggambar misalnya, dari menggambar benang kusut bisa menjadi gambar rumah yang bagus. Sedangkan aspek motorik kasar juga dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain, contohnya, bisa dilihat pada anak yang lari berkejar-kejaran untuk menangkap temannya. Pada awalnya ia belum terampil, karena permainan ini iapun menjadi terampil.

Manfaat Bermain Untuk Perkembangan Aspek Sosial

Melalui permainan anak dapat belajar untuk berbagi hak milik, menggunakan mainan secara bergilir, melakukan kegiatan bersama, menjaga hubungan yang sudah terbina, mencari pemecahan masalah yang dihadapi teman mainnya, ia juga belajar berkomunikasi dengan sesama teman. Dan perlu juga diingat peran bermain sebagai media bagi anak untuk mempelajari budaya setempat, peran-peran social dan peran jenis kelamin yang berlangsung di dalam masyarakat. Dari sini ia akan belajar tentang system nilai, kebiasaan-kebiasaan dan standar moral yang dianut oleh masyarakatnya.

Manfaat Bermain Untuk Perkembangan Aspek Emosi Atau Kepribadian

Bagi seorang anak, bermain adalah suatu kebutuhan yang sudah ada dengan sendirinya, dan sudah terberi secara alamiah. Dapat dikatakan tidak ada anak yang tidak suka bermain. Apabila anak mendapat kesempatan untuk menyalurkan dorongan-dorongan yang muncul dari dalam dirinya, setidaknya akan membuat anak lega dan relaks.

Manfaat Bermain Untuk Perkembangan Aspek Kognisi

Aspek kognisi yang dimaksud adalah pengetahuan yang luas, daya nalar, kreativitas (daya cipta), kemampuan berbahasa, serta daya ingat. Banyak konsep dasar yang dipelajari atau diperoleh anak prasekolah melalui bermain. Perlu diingat bahwa pada usia prasekolah anak diharapkan menguasai berbagai konsep seperti warna, ukuran, bentuk, arah, besaran sebagai landasan untuk belajar menulis, bahasa, matematika dan ilmu pengetahuan lain. Pengetahuan akan konsep-konsep ini jauh lebih mudah diperoleh melalui kegiatan bermain.

Manfaat Bermain Untuk Mengasah Ketajaman Penginderaan

Kelima alat indera yang dimiliki perlu untuk diasah agar anak menjadi lebih tanggap atau peka terhadap hal-hal yang berlangsung dilingkungan sekitarnya. Menjadikan anak yang aktif, kritis, kreatif, dan bukan sebagai anak yang acuh tak acuh, pasif, tidak tanggap, tidak mau tahu terhadap kejadian-kejadian yang muncul di sekitarnya.

Manfaat Bermain Untuk Mengembangkan Keterampilan Olahraga Dan Menari

Bermain, selain mempunyai berbagai manfaat untuk menunjang perkembangan anak, juga dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain sebagai media atau sarana melakukan kegiatan bersama anak. Contohnya adalah kegiatan olahraga dan menari, pada anak prasekolah, belum dituntut untuk melakukan gerakan yang sempurna yang penting anak menyukai dan senang pada kegiatan tersebut.
            Bermain adalah dunia kerja anak usia prasekolah dan menjadi hak setiap anak untuk bermain, tanpa dibatasi usia. Melalui bermain, anak dapat memetik manfaat bagi perkembangan aspek fisik-motorik, kecerdasan dan sosial emosional. Ketiga aspek ini saling menunjang satu sama lain dan tidak dipisahkan. Bila salah satu aspek tidak diberikan kesempatan untuk berkembang, maka akan terjadi ketimpangan.
Dalam pasal 31 Konvensi Hak-Hak Anak (1990) disebutkan: “hak anak untuk beristirahat dan bersantai, bermain dan turut  serta dalam kegiatan-kegiatan rekreasi yang sesuai dengan usia anak yang bersangkutan dan untuk turut serta secara bebas dalam kehidupan budaya dan seni”. Maka dari itu tepatlah jika ada yang mengatakan masa anak-anak adalah masanya bermain.




DAFTAR PUSTAKA


Tedjasaputra, Mayke S. (2005). Bermain, Mainan, dan Permainan. Jakarta: PT Gramedia
  

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Forum Chat