IMPLEMENTASI TEORI ALTRUISME

Pengertian altruisme:

            Altruisme adalah paham yang lebih memperhatikan dan mengutamakan kepentingan orang lain atau sikap yang ada pada manusia, yang mungkin bersifat naluri berupa dorongan untuk berbuat jasa kepada manusia lain (Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, 1997). Ada sumber yang mengatakan bahwa altruisme merupakan aktivitas yang bersifat sukarela, yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk menolong orang lain tanpa mengharap upah atau imbalan serta hanya mengharapkan rasa puas atau senang.



Implementasi ke dalam Teori

Ada sebuah kisah nyata yang merupakan implementasi terhadap teori altuisme, yaitu kisah Ratu Rania dari Yordania, Ratu yang dianggap berhasil menyatukan bangsanya. Rania adalah istri dari Pangeran Abdullah, yang kini menjadi Raja Yordania. Mereka menikah pada 10 Juni 1993, dengan resepsi yang begitu megah dan meriah. Tepat setahun kemudian, pasangan ini dikaruniai putra, Pangeran Hussein (lahir 28 Juni 1994), yang disusul Putri Iman (27 September 1996) dan Putri Salma (26 September 2000).
Setelah pernikahannya, Putri Rania langsung melibatkan diri dengan berbagai aktivitas demi kepentingan negara. Ia mengetuai Jordan River Foundation, yang bertujuan mempromosikan peningkatan pendapatan dan kekuatan wanita Yordania melalui berbagai ketrampilan kerajinan tangan. Ia juga menyukai olahraga dan menjadi pengurus Jordanian Water Sports Federation. “Ia sangat dekat dengan masyarakatnya dan mengetahui dengan baik permasalahan mereka. Ia hangat, menyukai tantangan, dan haus ilmu pengetahuan,” ujar salah satu sahabatnya di Jordan River Foundation kepada AFP. Seperti Putri Diana, Rania senang berbicara dengan berbagai kalangan dan berada ditempat-tempat umum. Ia pernah terlihat bersama Pangeran Hussein dan Putri Iman di Hard Rock Cafe untuk menunggu kedatangan Pangeran Abdullah, yang saat itumasih menjadi mayor jendral di kemiliteran. Ia juga menjadi salah seorang putri yang sangat dekat dengan Raja Hussein. Bahkan, saat Raja Hussein kembali setelah berhasil melawan kanker selama tujuh bulan, Rania terlihat menitikkan air mata saat menjemput di Bandar udara. ”Itu adalah tangis bahagia,” kata seorang sahabatnya menirukan ucapan sang putri. Seperti juga umumnya warga Yordania, ia merasa Raja Hussein telah berhasil mengalahkan kankernya. Namun, sejarah kemudian mencatat, Raja Hussein kembali tersungkur karena penyakitnya. Dan, pada saat terbaring kritis, sang raja mengumumkan bahwa ia membatalkan Pangeran Hamzah sebagai putra mahkota dan menjadikan Abdullah sebagai gantinya. Dua minggu kemudian, Raja Hussein meninggal dunia. Maka, di usia 37 tahun, Abdullah menjadi raja baru menggantikan ayahnya.
Dua tahun setelah pengangkatannya, Ratu Rania berkeliling dunia, dari desa terpencil di Kosovo hingga ke Washington DC. Sebagai first lady, Ratu Rania aktif dalam mendukung upaya pemecahan berbagai permasalahan bangsanya, seperti soal lingkungan, generasi muda, hak asasi manusia, pariwisata, dan budaya. Ia juga punya ketertarikan pada proyek peningkatan pendapatan masyarakat, mengampanyekan keselamatan keluarga, dan membangun teknologi informasi pada system pendidikan. Hampir setiap hari, Ratu Rania menghabiskan berjam-jam waktunya untuk ikut dalam berbagai proyek tersebut. Dan ia mengaku menyukai semua kegiatan itu dan tidak merasa direpotkan oleh masalah protokoler. Bahkan dengan kegiatan seabreknya itu, ia mengatakan masih bisa pergi makan siang bersama teman-temannya. Ratu Rania tampaknya juga berhasil memenangkan hati masyarakat dunia. Apalagi, boleh dibilang, ia berhasil menyatukan Yordania, yang 60 persen populasinya adalah orang Palestina dan 40 persennya lagi orang Arab lainnya.
Cahaya ratu yang memiliki hobi membaca, ski air, bersepeda, dan memasak ini semakin berkilau ketika ia mampu menghalau berbagai rumor, intrik, dan kecemburuan yang muncul dalam keluarga kerajaan akibat pengangkatan Abdullah sebagai raja. Ratu Rania berhasil membersihkan rumor dan membangun kembali generasi keluarga kerajaan melalui latar belakang pendidikan yang ia miliki. Selain dianggap sebagai seorang ibu dan istri yang baik, Ratu Rania juga telah meningkatkan perhatian dan meraih kemenangan dalam lingkungan anggota konservatif Kerajaan Yordania. Ia dianggap mampu menangkal isu yang sering dianggap tabu oleh lingkungan keluarga Kerajaan Yordania. Kedekatan dan penghormatan yang diberikan oleh saudara-saudara tiri suaminya membuat posisinya menjadi semakin membaik. Ia sebagai ratu juga berhasil menghindari perpecahan keluarga, akibat kecemburuan yang mencuat tinggi terhadap Abdullah yang naik sebagai raja, setelah 47 tahun Raja Hussein berkuasa.


Ciri-ciri  altruisme:
  • Munculnya spontan (panggilan hati, terlihat  pada situasi-situasi yang darurat).
  • Tidak ada paksaan dari luar.
  • Tujuan untuk menolong orang supaya lepas dari penderitaan tanpa mengharap imbalan, pujian, atau sanjungan.
Semua ciri-ciri altruisme di atas terlihat pada semua kegiatan Ratu Rania, yaitu saat mengetuai Jordan River Foundation, aktif dalam mendukung upaya pemecahan berbagai masalah bangsanya, menjaga keutuhan keluaraga kerajaan, dll. Ratu Rania mengaku menyukai semua kegiatan tersebut.


Altruisme terjadi karena:
  • Prose belajar, imitasi, unsur kesengajaan ( supaya orang-orang tahu bahwa berperilaku altruis itu baik).
Ratu Rania senang berbicara dengan berbagai kalangan dan berada di tempat-tempat umum, aktif dalam kegiatan masyarakat, bahkan Ratu Rania dinilai sebagai pengganti figur Putri Diana. Bahkan, dia menjadi satu-satunya ratu dari Arab yang kerap meenghiasi berbagai majalah di Inggris.
  • Keinginan untuk terus-menerus merasakan kepuasan, unsur harapan (ada anggapan bahwa ia hidup melalui pertolongan orang lain, ada hutang budi pada orang lain).
  • Empati (suatu kemampuan untuk ikut merasakan perasaan dan pengalaman orang lain).
Pada saat Putri Rania menangis bahagia sewaktu penyambutan Raja Hussein di Bandar udara karena telah berhasil melawan kanker selama tujuh bulan.
  • Dorongan bawaan (manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial).
Ratu Rania senang dan menyukai semua kegiatan sosial yang ia lakukan dan sama sekali tidak merasa direpotkan oleh masalah protokoler
  • Situasi yang mendesak, jadi mau tak mau harus bersikap altruis.


Altruisme dapat dilatih, karena dalam kehidupannya manusia memiliki pengalaman-pengalaman yang menjadi pedoman dalam hidupnya. Perilaku altruisme juga tidak bebas nilai, karena ada berbagai pertimbangan dalam melakukan perilaku altruisme:
  • Tingkat urgensi (kebutuhan)
  • Norma / batasan-batasan normative
  • Otoriter (ada desakan dari luar yang sifatnya mutlak untuk menolong)
  • Harga diri / status
Dari penjelasan singkat di atas mungkin Ratu Rania termasuk yang melakukan altruisme karena statusnya sebagai Ratu Yordania, dan sebelum menjadi ratupun yaitu seebagai putri dia juga banyak melakukan tindakan altruis. Jauh dari statusnya tersebut, Rania dirasa sudah memiliki sikap altruis yang tinggi jika tidak maka dia tidak mungkin memiliki segudang prestasi yang menyilaukan sebagai seorang Ratu.
Intinya, mengapa kisah Ratu Rania ini termasuk dalam altruisme karena dalam melakukan semua kegiatannya Ratu Rania melibatkan unsur perasaan, yaitu perasaan senang dan suka serta bahagia melakukan tugasnya sebagai ratu tersebut.

  
  


DAFTAR PUSTAKA


Hastari, Rahmi. 8-14 November 2003. LISA Citra Wanita Aktif, No 45/IV. Jakarta: PT. Media Massa Utama

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Forum Chat